Pengalaman sebagai #SahabatJKN



Sudah sebulan lebih saya menjadi #SahabatJKN, sebuah program yang digagas oleh Kementrian Kesehatan dalam rangka mensosialisasikan Kartu JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dengan menggadeng para bloggers. 
Minggu lalu saya dan para bloggers yang sudah mengikuti workshop selama 2 hari di bulan Agustus (13-14) kembali mendapat undangan untuk mengikuti acara #SahabatJKN berikutnya di akhir bulan September ini?
Senang? Pastinya! Selain bertemu dengan para bloggers yang pada pertemuan pertama lalu begitu ramainya hingga berlanjut pada keramaian di twitter, bertemu dengan para pengundang dari Kementrian yang baik hati dan selalu sigap membantu plus penasaran juga, apa lagi yang baru di pertemuan kedua nanti?
Nah, sebelum pertemuan kedua nanti, sebagai seorang #SahabatJKN, saya mencoba mengingat – ingat apa kontribusi saya?
Blog – melalui tulisan di http://www.yunikaumar.com/2014/08/kartu-jkn-jaminan-kesehatan-nasional.html , saya berusaha membagikan informasi yang didapatkan pada workshop tahap pertama. Hasilnya? Saya berusaha meyakinkan saat ada sahabat di facebook yang bingung, apakah dia yang menetap di luar negeri (masih berstatus sebagai Warga Negara Indonesia), bisa mendaftar untuk membuat kartu JKN.
Perdebatan panjang dengan seseorang yang baru kenal saat dia membaca blog saya. Intinya dia mengalami masalah saat ibunya mau menggunakan kartu JKN ini. Secara ini program baru, saya yakin kekurangan itu pasti ada. Dan mereka yang menangani ini pasti berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir segala kericuhan dan kesalahpahaman yang sering terjadi.
Saya punya downliner (yaela, kaya MLM aja ya) dan downlinernya itu Mama saya. Hehehe. Jadi, setelah saya mengikuti workshop, saya cerita deh ke beliau gimana – gimananya. Seperti biasa, si Mama menjadi pendengar yang baik. Walau dia sudah mempunyai kartu JKN sebelum saya ikut workshop, tetapi dengan tambahan ilmu dari saya, dia lah yang sibuk menjelaskan tentang kartu ini kepada keluarga dan orang – orang yang dia kenal. Saran untuk Kemenkes : mungkin bisa juga mensosialisasikan program ini di setiap kampung dengan beberapa RT/RW. Kalau butuh blogger untuk menjadi pembicara, kami siap! (ahemmm...)
Hasil dari downliner saya , si Mama yang lebih jago sebagai tenaga pemasaran dibanding anaknya adalah, nenek saya yang sudah berusia lebih dari 80 tahun sekarang punya Kartu JKN (secara nenek saya ini di Medan, alhasil sosialisasi Mama ke Tante saya mendapat respons baik), oom saya yang sepertinya punya gejala penyempitan pada pembuluh darah di jantung akhirnya membuat kartu JKN dan sekarang dalam antrian untuk kateter dan entah berapa banyak lagi orang yang sudah dipengaruhi Mama saya ini.
Terus, apakah Mama dan Bapak saya sudah menikmati keuntungan dari Kartu JKN ini? Sejauh ini belum tapi urusan bayar membayar tetap lancar, malahan di awal bulan lalu, saat Bapak saya mau membayar di kasir Bank Mandiri, si Mbak di kasir memberi tahu bahwa proses pembayaran tidak perlu per bulan lagi. Bisa sekaligus hingga per tahun. Jadi, gak bakal lagi ada alasan telat bayar dan kena denda donk?
Kemudahan ini menunjukkan mereka – mereka di BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) terus berbenah diri memperbaiki program ini demi kenyamanan seluruh Warga Negara Indonesia. Jadi, jangan pesimis ya dengan niat baik pemerintah ini.
Kenapa saya bilang pesimis? Karena banyak saya dengar bisik – bisik tetangga yang mempertanyakan keberlangsungan program ini. Bahwa ini hanya akal – akalan pemerintah. Bahwa ini hanya program untuk sementara saja. Dan segala macam pemberitaan negatif. Sebelum menilai program ini, coba deh bertanya lebih lanjut.
Kartu JKN ini wajib dimiliki oleh seluruh Warga Negara Indonesia sebagai salah satu hak mereka untuk pemenuhan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Jadi, sudah selayaknya juga kita sebagai warga negara yang baik untuk mendukung keberhasilan program ini.
Apakah saya sudah punya kartu ini? Belum! Hihihi... Saat selesai workshop, pernah sih berusaha untu mendaftar online tapi seperti pengalaman banyak orang yang sudah mencoba daftar online ini. Saya pun gagal! Tidak ada email yang masuk untuk konfirmasi walau saya sudah menunggu hingga 1x24 jam sesuai petunjuk dari pegawai call centre saat saya menanyakan.
Terkait petugas call centre, dapat dikatakan bahwa menelpon ke nomor  500400 ini gak ribet nunggu pake lama. Petugas yang menjawab juga ramah dan mengetahui segala seluk beluk permasalahan yang umum terjadi.
Hingga saat ini belum membuat kartu JKN ini karena, ya..seperti kebanyakan orang, kalau belum sakit ya masih diem – diem aja dulu. Jangan ditiru ya. Perbuatan saya ini salah banget. Semoga segera saya bisa ke kantor BPJS terdekat untuk membuat kartu JKN ini.
Kembali ke Kartu JKN ini. Semakin hari semakin banyak yang mendaftar dan semakin banyak pula yang menikmati hasilnya. Beberapa orang saya kenal bahkan melepaskan diri dari menjadi pemegang asuransi komersil demi bisa menikmati asuransi kesehatan dari pemerintah yang terjangkau ini.
Padahal asuransi dari BPJS dan komersil ini bisa digunakan bersamaan. Belum semua asuransi komersil yang telah bekerjasama dengan BPJS tapi jumlah yang telah bekerja sama terus meningkat. Cuma pada akhirnya ya kembali lagi mana yang dipilih oleh masyarakat. Apapun itu, punya asuransi kesehatan itu wajib hukumnya (berdasarkan pengalaman pribadi dan pernah diuntungkan dengan asuransi kesehatan yang telah dibayarkan).
Jadi, untuk yang belum punya Kartu JKN, buruan bikin ya... *talk to my self!*
 
Keceriaan #SahabatJKN - foto milik Fitri Rosdiani

Comments

Post a Comment

Popular Posts