Keseruan Wedding Batak Exhibition 2024
Berkesempatan hadir pada acara Wedding Batak Exhibition di hari Sabtu 7 September 2024 bertempat di Gedung SMESCO Jakarta membuat mata saya terbuka akan budaya Batak, tidak banyak tapi menarik.
Berhubung saya datang lebih cepat, tentunya saya jadi keliling melihat-lihat booth yang ada dan mata saya tercengang melihat beragam ulos yang begitu cantiknya dan harga yang bikin kepala pusing 7 keliling. Hahaha.
Ternyata ulos-ulos cantik ini berharga jutaan loh. Wajar sih karena kan dibuat masih handmade. Dulu seingatku ulos tuh berwarna gelap, tapi sekarang, cantik dengan beragam warna kekinian.
Acara yang menarik dan saya perhatikan banyak calon pengantin Batak yang datang berkeliling melihat-lihat dan bertanya-tanya terkait venue, catering, MUA, gaun pengantin, undangan, pernak pernik untuk perkawinan adat Batak, dan tentunya ulos.
Pada exhibition ini juga ditampilkan beragam budaya Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, dan Batak Mandailing. Acara ini diselenggarakan oleh Helaparumaen dan Chathaulos dengan tujuan untuk mengangkat ekonomi kretaif UKM serta melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan Batak kepada masyarakat luas.
Tentunya acara orang Batak gak sah kalau tidak ada musik kan? Hahahaha. Musik yang membangkitkan semangat membuat badan ingin bergoyang. Seru banget. Teringat beberapa bulan lalu saat salah seorang keponakan menikah dengan pria mandailing, pesta dengan musik dan tarian dan tentunya amplop berisi nominal tertentu yang dibagikan ke para tamu undangan. Wah, pengalaman pertama yang sungguh berkesan.
Selain menghadirkan beragam booth, pada kesempatan exhibition yang berlangsung dua hari ini juga ada talkshow dengan tema “Harta, Tahta, Wanita” dengan narasumber Ina Rachman, S.H, M.Hum.
Ina Rachman merupakan founder dari Maestro Law yang pada acara exhibition ini menjadi salah satu sponsor. Untuk melengkapi acara talkshow ini, dihadirkan moderator Martha Simanjuntak, S.E, M.M yang juga merupakan founder dari Chathaulos.
Pada kesempatan talkshow ini dijabarkan bagaimana budaya patriarki dalam masyarakat Batak. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan pria sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial, dan penguasaan properti.
Dengan dasar ini, terkait hak waris dalam budaya Batak sepenuhnya akan menjadi milik anak lelaki. Tapi… berhubung kita tinggal di negara hukum, anak perempuan bisa loh mengusahakan untuk mendapat bagian.
Jika terdapat harta gono gini, bisa dibicarakan secara kekeluargaan agar anak perempuan dan laki-laki bisa bahagia semuanya tanpa perlu gontok-gontokan. Segala permasalahan yang dihadapi terkait warisan ini bisa dikembalikan ke hukum yang ada di Indonesia jika ternyata ada pihak yang tidak puas.
Pada beberapa kasus dan mungkin banyak terjadi, biasanya Ibu senang memberikan emas ke anak perempuan saat orang tua masih ada. Dengan begitu diharapkan si anak perempuan yang sudah mendapatkan emas, tidak akan menuntut warisan materiil lainnya.
Pada dasarnya walau budaya patriarki ini begitu melekat dengan masyarakat Batak, tapi tetap ada ruang untuk komunikasi, musyawarah demi tercapainya hubungan kekerabatan yang langgeng hingga akhir hayat.
Menarik mendengarkan penjelasan tentang bagaimana terkait warisan dalam budaya Batak ini tetapi dikarenakan waktu yang juga terbatas, masih banyak pertanyaan yang belum bisa dijawab saat acara berlangsung.
Banyak informasi yang bisa didapatkan jika kita mau meng-google terkait masalah ini dan saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan ini. Kesalahan yang terjadi dimungkinkan karena saya salah menangkap informasi di saat acara berlangsung.
Comments
Post a Comment