Jalan - Jalan ke RS PERSAHABATAN
Ada yang sudah pernah mendengar kegiatan blogger to hospital
aka #blogger2hospital kah? Kegiatan yang digagas oleh Eyang, sebutan kami
kepada @anjarisme ini sudah berjalan untuk yang ketiga kalinya.
Jujur nih, saya sebenernya ngiri loh sama mereka yang bisa
ikut pada dua acara ini sebelumnya. Kenapa? Karena ketertarikan saya pada dunia
kesehatan dan beberapa tulisan saya sebelumnya pernah membahas tentang rumah
sakit tapi tentang rumah sakit di negara tetangga.
Maka dari itu, begitu saya membaca tweet dari Eyang,
langsung cusss deh saya ikutan mendaftar. Excited? Pastinya. Apalagi saya gak
tahu lokasi rumah sakit yang akan didatangi, RS PERSAHABATAN. Iya sih, rumah
sakitnya ngetop tapi apa daya, saya beneran belom pernah kesini. Minta bantuan
google maps pun saya masih blank. Lagi – lagi, ini bukan wilayah jajahan saya,
hehe.
Oh iya, #blogger2hospital ini adalah kegiatan dimana blogger
dapat mengenal lebih jauh rumah sakit yang dikunjungi dan menuangkan hasil
kunjungannya melalui blog. Dengan cara ini, bloggers turut membantu
menyosialisasikan tentang rumah sakit tersebut dan menampilkan sisi lain –
bukan hanya sekedar yang dilihat dari website atau dari percakapan kebanyakan
orang.
Akhirnya, pada Hari Sabtu tanggal 31 Mei, saya berangkat
menuju rumah sakit Persahabatan menggunakan kendaraan pribadi dengan bantuan
mas waze. Masih pagi, jalanan ibukota masih lancar donk? Saya mengikuti
petunjuk dengan sebaik – baiknya, sampai tiba di Rawamangun, saya mulai blank. Tetep
donk, saya mengikuti petunjuk ditengah kebingungan, dimana saya berada? Mana
petunjuk dari mas waze berbeda dengan papan penunjuk jalan, alhasil saya
sedikit muter deh karena lebih mempercayai papan penunjuk jalan.
Sampai tiba saya melihat di sisi jalan ada yang jual nasi
kuning Ambon. Haduh, tuh kan? Saya seringnya salah fokus kalau melihat kuliner.
Antara berhenti makan dulu atau langsung menuju tekape. Mengingat saya lagi
melaksanakan program melangsing, saya akan mampir tempat ini di lain waktu
(saya bela – belain deh dari Cideng ke sini).
Gak berapa jauh, tibalah saya di perempatan di mana rumah
sakit berada, yang mana lampu lalu lintasnya saat merah itu lamanya ampun –
ampun deh. Etapi, si mas waze malah nyuruh saya belok kanan, kali ini saya
percaya si mas. Saya ikutin, terus disuruh belok kiri, masuk ke perkampungan
penduduk, saya masih berpikir positif nih. Eh, eh, tiba – tiba petunjuknya
bilang “you have arrived”. Hah? Iya, dia ngomong gitu di perkampungan penduduk
yang berbatasan dengan rumah sakit dan pas di depan gerbang berwarna merah dan
terkunci. Sepertinya ini adalah pintu masuk yang lama ya? Kesel, pastinya! Gak
pake lama, saya nanya orang di pinggir jalan dan berputar arah, untuk menuju
pintu masuk yang sebenarnya.
Masuk parkiran, selain mengambil tiket, perlu dilihat tarif
parkirnya juga. Murah aja. Satu jam pertama Rp 3000 dan per jam berikutnya
cukup Rp 1000 aja. Hari gini? Di Jakarta? Aaakk,saya merindukan tarif parkir
murah meriah.
Saat bertanya ke Pak Satpam yang baik hati, yang sudah tahu
ada acara #blogger2hospital, saya malah dianterin padahal saat itu dia lagi
ngemil. Terima kasih ya Pak..
Sesampainya di ruangan tempat acara, ya belum mulai sih. Sempet
ngobrol – ngobrol deh sama pegawai rumah sakit, si Mas yang saya lupa namanya
*maaf ya Mas*. Dia cerita kalau rumah sakit ini pada tanggal 7 November 1963
diserahterimakan oleh Pihak Pemerintah Rusia ke Pemerintah Indonesia. Hubungan baik
ini terus terjalin hingga sekarang lho. Setiap acara ulang tahun, wakil dari
kedutaan besar Rusia selalu menyempatkan hadir untuk memenuhi undangan.
Kata si Mas ini juga, dulunya, lambang palu arit terlihat
dari udara saat memantau gedung rumah sakit ini. Sekarang udah gak lagi sih. Beberapa
kali renovasi telah dilakukan demi peningkatan fasilitas ke arah yang lebih
baik.
Selain bangunan utama yang dibangun pemerintah Rusia,
bangunan – bangunan baru didirikan untuk menambah fasilitas demi kenyamanan
pasien. Secara nih, luas tanahnya aja lebih dari 130 ribu meter persegi. Seperti
pada hari itu, kami berkumpul di Griya Puspa yang merupakan bangunan baru.
Kenapa rumah sakit ini dinamakan Persahabatan? Ya karena
itu, karena persahabatan antara Rusia dan Indonesia yang berimbas ke nama jalan
di mana rumah sakit ini berada, jalan Persahabatan.
Pada kesempatan pertama acara ini, kami mendengar paparan
dari dokter Annisa Dian yang memberikan informasi tentang Klinik Berhenti Merokok.
Sementara pada kesempatan kedua, kami mendengar paparan
tentang pengobatan Tuberculosis (TB) dari perwakilan perawat, Ibu Marsaulina.
Dari penjelasan perawat senior ini, diketahui bahwa telah lebih dari 700 orang
pasien TB yang disembuhkan di RS ini dengan jangka waktu pengobatan 3-9 bulan
untuk TB dan 19 -24 bulan untuk TB resisten obat. Setiap harinya pasien
diberikan sebanyak 18 obat yang harus diminum langsung secara gratis. Sekarang
ini, pengobatan dapat dilakukan di 44 puskesmas yang tersebar di kota Jakarta.
Setelah pemaparan di dalam ruangan, kesempatan berikutnya
adalah jalan – jalan keliling rumah sakit. Yaaayy! Kenapa saya begitu bahagia,
itu artinya bisa foto – foto dan sambil keliling kita dapat banyak informasi.
Acara ini dipandu oleh Mbak Magdalena yang merupakan Kepala
Instalasi Pelayanan Humas dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Mbak yang baik dan
ramah ini cukup sabar menghadapi tingkah bloggers yang senang foto – foto dan
banyak pertanyaan soal ini itu.
Menurut penjelasan beliau, RS Persahabatan ini sudah
mendapat akreditasi A untuk Pendidikan Penyakit Paru dan Pernafasan. Selain
itu, konsep ‘green environment’ juga diusung oleh rumah sakit ini dengan dapat
dilihatnya taman luas yang ditumbuhi beragam tanaman hingga tanaman herbal dan
satu area di taman untuk mereka yang ingin melakukan refleksi dengan berjalan di batu –
batuan.
Konsep ‘green environment’ ini dipilih untuk mempercepat
proses penyembuhan pasien. Suasana dengan taman yang luas ini sangat
menyegarkan bagi para pasien, pengunjung maupun mereka yang bekerja di RS. Bahkan
merokok pun dilarang di kawasan rumah sakit ini.
Walaupun pada dasarnya RS ini khusus untuk paru dan
pernafasan, tapi untuk penyakit lainnya juga ada loh. Sebenernya, pelayanan RS
ini sangat lengkap. Jadi, gak perlu
kuatir untuk datang kesini hanya karena mendengar kata – kata paru dan
respirasi.
Untuk Instalasi Rawat Jalan , pendaftaran pada hari Senin –
Kamis : 07.30 -12.30, sementara Jum’at : 07.30 – 11.30. Pelayanannya sendiri
pada hari Senin – Kamis : 08.30 -15.30 dan Jum;at : 08.30 – 11.30.
Pada kesempatan ini, kami juga diberikan kesempatan untuk
mengunjungi ruangan isolasi flu burung – yang mana pada saat itu lagi kosong
tidak ada pasien. Ruangan isolasi tentunya menggunakan fasilitas bertaraf
internasional dilengkapi dengan alat ‘body clean’ yang digunakan untuk tim medis setelah masuk
ke dalam ruangan dimana pasien berada.
Di ruangan isolasi ini, pasien diawasi dengan kamera dan
dipantau tim medis dari ruangan khusus. Pasien
dengan suspect flu burung juga disediakan ambulans khusus yang berhenti tepat
di depan ruangan. Tidak ada seorangpun yang diperkenankan masuk ke ruangan ini
selain dari pasien maupun tim medis. Jika ada penjenguk yang ingin melihat,
hanya bisa melihat dari luar kaca.
Setelah acara keliling selesai (hingga ke setiap lantainya
Griya Puspa), tentunya acara foto bareng juga merupakan kewajiban donk. Terima
kasih kepada pihak RS Persahabatan atas undangannya, semoga sukses melayani
masyarakat yang membutuhkan pertolongan kesehatan.
dr Annisa Dian sedang memberikan penjelasan Klinik Berhenti Merokok |
Perawat Senior, Marsaulina memberikan penjelasan tentang ruang isolasi flu burung |
ICU flu burung |
taman yang apik dan koridor yang bersih |
taman dengan pohon yang rindang |
taman |
pohon yang ditata dengan apik |
taman untuk tanaman herbal |
penggunaan biopori untuk menyimpan air hujan |
foto - foto bersama (milik : Ani Berta) |
Lebih lanjut tentang RS ini dapat dilihat melalui website :
www.rsuppersahabatan.co.id
Comments
Post a Comment