Mengenang Taman Mini Indonesia Indah
Taman Mini Indonesia Indah... Apa yang terbayang saat mendengar nama tempat
di timur Jakarta ini?
Bagi saya, Taman Mini Indonesia Indah yang juga dikenal
dengan singkatan TMII adalah suatu tempat dimana saya mengenal bahwa Indonesia
ini terdiri dari beragam budaya. Saat masih kecil dulu, bergantian setiap
minggunya Nenek saya membawa cucunya ke TMII atau Ancol.
Biasanya berkunjung ke TMII disertai dengan acara piknik,
membawa makanan dari rumah dan menggelar tikar di anjungan Sumatera Barat. Nenek
saya lahir dan dibesarkan di Padang sehingga keterikatan budaya membuat
anjungan Sumatera Barat selalu menjadi pilihan.
Saya yang masih kecil tentunya senang melihat beragam bentuk
bangunan dari setiap anjungan. Saat itu, propinsi di Indonesia adalah 27
propinsi. Sekarang TMII sudah menambah 7 anjungan baru dan menghilangkan anjungan
Timor Timur sehingga menjadi total 33 anjungan.
Untuk mengapresiasi Timor Timur yang pernah menjadi bagian
dari Indonesia, TMII mengabadikannya dalam bentuk Museum Timor Timur.
Setiap anjungan ditata dengan apiknya. Setiap detil menjadi
perhatian khusus. Ini semua tentunya tidak terlepas karena ide pembangunan TMII
yang berasal dari mantan Ibu Negara, (Almarhumah) Tien Soeharto.
(Almarhumah) Ibu Tien dikenal dengan sifat perfeksionisnya
sehingga segala sesuatu yang menjadi idenya, dituangkan sesuai dengan standar
beliau. Alhasil ini semua membuat kami, semua yang pernah berkunjung ke TMII
merasa seperti berada di propinsi tersebut.
Anjungan propinsi lain yang juga unik adalah Papua (dahulu : Irian Jaya). Dengan bentuk rumah adatnya
yang unik dan berbeda dibandingkan dengan propinsi lainnya.
Dengan seringnya saya berkunjung ke TMII, menjadikan saya
mudah untuk mencerna pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) saat masih di
bangku Sekolah Dasar. Dengan mudahnya saya menghapal bentuk rumah adat dan ragam
tarian daerah. Dulu, sering diadakan pagelaran tari di setiap anjungan yang
menarik minat anak kecil untuk melihatnya dan membuat berdecak kagum.
TMII dahulu belumlah seperti sekarang dimana banyak museum.
Dulu banyak lahan kosong yang ditanami pohon yang rindang. Kunjungan ke TMII
selalulah menyenangkan bagi kami yang masih anak – anak karena bisa berlari
kesana kemari.
Di tahun 1984, teater keong emas diresmikan. Berbondonglah
orang – orang di Jakarta dikarenakan saat itu, layar dan teknologi yang
digunakan merupakan yang paling canggih yang ada di Indonesia.
Saya masih ingat, film yang ditayangkan walau hanya berdurasi
dalam hitungan menit tetapi selalu membuat saya takjub. Pengambilan gambar
dilakukan dengan begitu cermat sehingga video yang dihasilkan begitu indah
menampilkan Indonesia apa adanya. Lautan, gunung, pematang sawah dan tarian
tradisional semua ditampilkan dalam tayangan tersebut.
Ada satu pemandangan yang selalu saya ingat, dimana
ditampilkan dari puncak bukit dengan lautan dibawah. Kami yang duduk menonton
serasa dibawa menuju puncak bukit dan seakan-akan ikut jatuh ke dalam lautan
luas. Awalnya saya takut dengan video tersebut tapi lama kelamaan, kunjungan ke
Keong Emas menjadi wajib saat berkunjung ke TMII.
Antrian yang selalu panjang di Keong Emas tidak pernah
membuat saya dan keluarga untuk mengurungkan niat. Selalu menyenangkan mengunjungi
tempat satu ini walau film yang ditayangkan saat itu ya hanya yang satu itu.
Saya juga ingat, Muesum Fauna Indonesia Komodo dulu terlihat
begitu megahnya dengan patung komodo yang begitu tinggi. Saat dulu kesana, binatang
komodo belumlah seterkenal sekarang tapi TMII sudah mengabadikannya.
Di dalam Museum Fauna ini pula bisa dilihat beragam macam
binatang yang hampir punah. Terdapat juga Taman Reptil dimana pengunjung bisa
berinteraksi secara langsung dengan beberapa binatang disini.
Sekarang TMII sudah berkembang. Terakhir saya kesana beberapa
tahun lalu saat ada undangan pernikahan di anjungan Kalimantan Selatan. Iya,
TMII memberikan kesempatan kepada calon pengantin baru atau siapapun yang ingin
melangsungkan acara di setiap anjungan yang ada dengan biaya tertentu, termasuk
di dalamnya tiket masuk gratis untuk tamu yang diundang.
Di TMII ini sekarang terdapat wisata balon raksasa. Selama 15
menit pengunjung akan di ajak untuk ‘terbang’ pada ketinggian 150 meter. Balon
raksasa ini merupakan yang pertama, terbesar dan tertinggi yang ada di
Indonesia
Sebagai warga Jakarta, saya sangat senang dengan adanya TMII
ini. Apalagi sekarang TMII sudah jauh berkembang dengan museum yang lebih
banyak lagi, water park, dan beragam
wisata yang bisa menjadi pilihan di dalam satu tempat.
Dengan luas sekitar 150 hektar, TMII menyediakan pilihan
kendaraan di dalam untuk berkeliling. Dari mobil keliling, kereta api mini
hingga bis yang dapat disewa per jam.
Taman Mini Indonesia Indah dapat dijangkau dengan pilihan
transjakarta jurusan Pinang Ranti dan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki
atau mikrolet untuk menuju gerbang masuk.
Semoga kedepannya TMII akan selalu berbenah diri menjadi
salah satu objek wisata yang nyaman dan menyenangkan bagi para pengunjung.
Selamat Ulang Tahun ke - 39 untuk TMII. Terima kasih karena telah banyak memberikan kenangan yang indah di masa kecilku.
Untuk informasi lebih lanjut tentang apa - apa saja di TMII, silakan klik disini.
Comments
Post a Comment