Sushi Bar - FX Sudirman



Who doesn’t love Sushi?


Well, I love Sushi. Thanks to my cousin’s wife who introduced me to this Japanese food 10 years ago.

Jadi Sushi itu emang enak bangetsss *sampe 3 S nya nih*, tapi saya baru tahu tahun lalu kalo pembuatan sushi ini menggunakan Mirin yang halal haramnya berada di wilayah abu – abu. Bukannya sok gimana sih, secara pribadi, untuk wilayah abu – abu ini saya mendingan menjauh saja walaupun suka kepengen banget makan Sushi.

Alhasil, setahun lebih saya ‘puasa’ makan sushi. Terus beberapa bulan lalu baca tentang sertifikasi halal untuk restoran Sushi Bar di Indonesia. Wah, cihuy bener nih. Artinya, saya bisa makan sushi lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii *teriak bahagia*

Long story short, hari Jum’at tanggal 22 Agustus saat mampir ke FX Senayan dan pengen makan es teler 77, ternyata udah tutup! Bingung deh mau makan apa, naik ke lantai atas, eh liat tulisan restoran Sushi Bar ini. Wahhhh, pas banget deh.

Saat itu sekitar pukul 11 siang. Restorannya sepi, gak ada pengunjung. Sementara yang di sebelah – sebelahnya pada ramai. Tapi ini gak menyusutkan tekad saya untuk makan sushi halal di sini.

Saat itu saya disambut oleh pegawai wanita yang sepertinya sedang training. Si Mbak nya ini agak kurang pengetahuan untuk nama – nama menu. Sebenernya agak kesel sih tapi ya sutra lah, kasian juga dia.

Pilihan menunya banyak banget. Beneran saya bingung dan galau. Semua menu dapat free ocha. Harga juga reasonable. Hanya saja saya punya menu favorit di resto sushi pilihan sejuta umat yang gak ada disini.

Setelah cukup lama membolak balik lembaran menu dan juga lembaran hidup (upsss) plus ganti – ganti menu yang dipesan. Akhirnya saya memilih Island Roll dan Tuna Salad.

Intermezzo : Saat melihat – lihat daftar makanan, ada 2 orang pengunjung datang dan salah satunya teman yang sudah 3 tahun tidak bersua. Duh senangnya deh. Walau gak ngobrol lama, tapi ketemu aja bikin saya bahagia.

Selama menunggu pesanan datang, semangkuk edamame pun disuguhkan di atas meja. Wah, bagus nih. Sementara di restoran yang ntu, makan edamame kudu bayar kan ya?

Gak pake lama, pesanan disuguhkan di atas meja. Pengunjung pun mulai berdatangan bersamaan dengan jam makan siang.

Restoran ini gak terlalu luas sih. Mungkin hanya sekitar 30 pengunjung yang bisa makan di saat bersamaan.
Pertama kali makan, tuna salad. Hmm.. rasanya agak aneh. Pastinya lah yao, secara biasanya kan adonan nasinya pake mirin yang bikin lebih lezat.

Lalu saya coba island roll. Hadehhhhhhhhhhhhhh.... ini enak bangetsss. Seperti biasa, yang enak itu akan saya habiskan belakangan.

Anyhow, karena lidah mulai terbiasa, si tuna salad ini pun rasanya jadi enak. Oh ya, untuk kecap asinnya, di sini lebih encer dari restoran sushi lain. Well, that’s ok lah.

Terus, pesanan saya habis dan ternyata saya masih lapar!!!!! Oh Noooooo!!!

Lalu saya minta buku menu, dan memesan sepiring lagi. Sambil menunggu, saya ngemil si edamame sampai habis. Enak juga ternyata, apalagi gratis. Hehe...

Selama menunggu itulah, ketidaknyamanan maksimal datang mengganggu suasana. Ternyata restoran ini mengizinkan pengunjung untuk merokok. Doh!!! Hari gini!!

Oke, saya memang anti lihat perokok apalagi kalau merokoknya mengganggu kenyamanan orang. Secara kena asap rokok bikin sinus kambuh. Kalau udah kambuh, bisa berminggu – minggu.

Beneran saya sebel banget sama 2 pria muda yang merokok di dalam restoran sushi – bar ini. Mau negor juga gimana, secara ini sudah menjadi kebijakan restoran.

Selama menunggu yang lama banget untuk piring ke-tiga, saya melihat kalau pesanan meja lain banyak yang belum diantar. Sementara itu para pegawai wanita sibuk membuat sushi sesuai pesanan.

Sekitar pukul setengah 1, saya melihat 3 orang lelaki berpakaian bebas yang baru datang dan masuk ke dapur. Saat itulah saya sadar, kalau kebijakan restoran ini untuk mempersilakan pegawai lelaki shalat Jum’at.

Jujur, saya gak bisa komplen untuk kebijakan ini, instead, saya malah menaruh hormat.

Karena teman saya sudah datang menjemput, akhirnya saya batalkan pesanan saya yang memang belum sempat dibikin.

Saat membayar, pegawai wanita di kasir, terus menerus meminta maaf atas pesanan terakhir saya. Bagi saya, itu gak apa – apa sih.

Bagi yang ingin menggunakan kartu kredit, minimum pembayarannya 50 ribu. Suka ada promo kartu kredit juga sih disini.

Apakah saya akan balik lagi kesini? Pengen bangetsss *bahkan saat menulis ini, saya sudah membayangkan kelezatannya*. Hanya saja, kalau masih menyediakan ruang untuk perokok. Biaya pengobatan dan penderitaan saat sinus kambuh jauh lebih berat dibandingkan hanya dengan makan sushi disini. 

Semoga, *berharap boleh kan*, kebijakan non - smoking berlaku disini. 

Selain pilihan menu sushi yang beragam, juga ada pilihan bento dan ramen.  Lokasinya cukup strategis terletak di lantai 2.

Bagi yang ingin belajar pembuatan sushi, disini juga ada kelasnya loh dengan harga terjangkau untuk 3-5 menu (minimum 10 orang) dan hasil pembuatannya bisa dibawa pulang plus dapat gratis celemek.

Sushi Bar - FX



Free Ocha - Sushi Bar

Free Edamame - Sushi Bar

Sushi Bar - FX

Tuna Salad - Sushi Bar

Island Roll - Sushi Bar




Twitter : @SushiBar_ID

Comments

  1. wuah baaru tahu, sushi kehalalannya masih abu2 selain yang di Sushi Bar ini... Okeh berarti besok2 lebih perhatian ke situ. Thank's infonya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts