Wisata Kuliner di Kota Padang

Ceritanya nih minggu lalu saya baru balik dari kota Padang setelah terakhir kesana 5 tahun lalu dan saat itu menginap di Hotel Ambacang yang hancur dan banyak korban tertimbun saat gempa yang terjadi di akhir bulan September 2009. Kenapa saya menulis nama hotel ini? Karena saat berada di sana, saya merayakan ulang tahun, bukan pesta gede lho, cuma di dalam kamar bersama keluarga. Jadi kenangan itu selalu membuat saya sedih apalagi hotel tersebut saat itu baru direnovasi. Sekarang di tempat yang sama telah dibangun Hotel Axana.

Oke, sekarang kembali ke makan-makan yang merupakan hobi saya. Btw, kemarin sempet sedih juga sih ga sempet makan di beberapa tempat yang biasa saya kunjungi tapi seneng juga karena ada beberapa tempat baru yang saya kunjungi. Keterangan tambahan, saya suka siwer membedakan daerah Kampung Cina dan Pondok yang sebenernya masih satu jalur. Jadi kalau berkunjung ke Padang, muter-muter di Kampung Cina dan Pondok, dijamin perut kenyang.

1. Gado-gado Padang

Makanan satu ini hampir mirip dengan gado-gado di Jakarta dengan  isian (kentang, selada, ketimun, kol, bawang goreng, telur rebus, kerupuk merah) dan tambahan mie. Mienya ini khusus bikinan Sumatera-Barat lho. Kuah kacangnya pun menggunakan bumbu rempah sehingga rasanya cukup khas. Favorit saya yang jualan di Kampung Cina (kaki lima)-seberang bioskop Rex. Buka dari sore sampai jam 8-9 malam. Di tempat lain sebenernya juga ada, saya sempat mencoba di Lamun Ombak Jl. Chatib Basri dan Ganti nan Lamo' dan sang juara tetap di seberang bioskop Rex ini.

2. Soto Padang

Banyak orang yang tidak tahu kalau di Padang juga ada soto. Di Jakarta juga sebenernya ada sih yang menjual soto Padang tapi gak sah lah kalo ke Padang gak mencoba yang satu ini. Soto padang ini bergenre kuah bening yang berisikan daging sapi goreng yang dipotong kecil-kecil (kadang ada juga yang daging suwir), soun, perkedel kentang, daun seledri, bawang goreng dan kerupuk merah. Penyajiannya menggunakan mangkuk kecil tapi entah kenapa begitu dimakan koq rasanya banyak ya? Seperti soto lainnya, makannya paling enak bersama dengan nasi panas. Seperti makanan padang lainnya, soto ini banyak menggunakan rempah yang harum dan menggugah selera.

Soto Padang dapat dijumpai di banyak tempat dan katanya yang enak itu yang bikinan keturunan indihe. Wallahu 'alam. Favorit saya adalah Soto Padang Garuda tapi banyak yang bilang rasanya kadang enak-kadang kurang enak. Soto Garuda ini terletak di jalan S. Parman dan jalan Patimura. Kalau saya ingetnya, dari dan menuju bandara Minangkabau, pasti akan melewati salah satu ruko yang menjual Soto Padang Garuda ini (seberang makam pahlawan).

Selain itu juga ada Soto Padang Rajawali yang lebih hits tapi saya belum pernah coba (mungkin pernah dulu tapi lupa secara sebenernya kedua soto padang ini pemiliknya masih keturunan indihe). Soto Padang Rajawali ini terletak di jalan Juanda. Soto Rajawali ini cepat habis, jadi kalau mau makan ya dari pagi-siang saja.

Soto Padang Simpang Karya di belakang hotel Axana (ex hotel Ambacang) dan dekat dengan hotel Pangeran City ini cukup ramai di pagi hari (saya tahu karena sering melewatinya tapi keburu kenyang karena makan pagi di hotel). Katanya sih udah ada sejak 30 tahun tapi sampai saat ini saya belum sempat mencoba (teng tong!).

Soto Minang Roda Jaya didaerah Pondok-Simpang Kinol ini juga enak. Cabangnya juga ada di daerah Cibubur.

3. Rendang - Pasar Raya

Untuk rendang padang, katanya yang paling enak itu buatan Rumah Makan (RM) Selamat di Pasar Raya no. 7. Keluarga saya kalau beli rendang ini untuk dibawa ke Jakarta, minimum 10 potong dan harus pesan minimal sehari sebelumnya karena setiap selesai membuat rendang langsung ludes dibeli. Sebenarnya dari segi kelembutan daging sih biasa saja tapi kalau dari bumbu dan minyaknya, juara banget rasanya, Kenapa saya bilang minyak, karena minyak yang terkumpul di lapisan atas itu banyak dan menggugah selera. Aneh kan? Minyaknya aja bisa menggugah apalagi bumbunya rendangnya? yummmmm.

Di depan RM Selamat ini ada penjual gorengan perkedel jagung dan sala lauk yang juga juara. Memang perkedel jagung dapat dijumpai hampir dipenjuru Padang dengan harga rata-rata Rp 500 per potong. Sementara sala lauk sekarang ini lebih gampang dijumpai dibanding sebelumnya. Gorengan satu ini menggunakan campuran tepung dan ikan (dulunya sih katanya menggunakan ikan busuk, gak tahu ya sekarang) serta bumbu seperti kunyit dan dibentuk bundar lalu digoreng. Biasa dijual seharga Rp 500 tetapi yang depan RM Selamat ini dikarenakan bentuknya sebesar kelereng, harganya pun hanya Rp 100!

Masih di dekat sini, di seberang RM ini dan sebelah kanan banyak terdapat penjual ketan durian. Apalagi tuh? Jadi ketan putih dimasak seperti biasa dengan cara dikukus lalu ditaburi kelapa parut segar dan dimakan dengan buah durian. Rasanya??? Jujur nih, kalo durian Medan sih ga ada tandingan tapi ketan putih disini, juara!!!

Sementara di seberang RM Selamat - sebelah kiri ada penjual sate Padang (persis di simpang) yang ramai tapi saya gak sempat mencoba.

4. Es Durian

Kota Padang terkenal juga dengan es duriannya. Kemarin itu saya mencoba 'Ganti nan Lamo' di jalan Pulau Karam (masih daerah Pecinan) yang rasanya???? gimana ya? melebihi dari enak bangetsss (sampe pake 3S nih). Sekarang bangunan Ganti nan Lamo ini sudah direnovasi sehingga lebih nyaman untuk minum sambil ngobrol-ngobrol. Didekatnya juga ada es durian 'iko gantinyo' yang juga ngetop dan juga ramai. Silakan mencoba salah satunya atau dua-duanya juga boleh (asal kuat aja ya! saya pribadi, setelah makan satu porsi langsung megap kekenyangan,hehe). Saat itu saya memesan es durian tok (durian tanpa biji yang dihancurkan sehingga tekstur lebih halu), ini yang original gak pake lain-lain kecuali susu kental manis dan juga es (kayaknya ya).

Di ganti nan lamo juga terdapat beragam menu lainnya seperti gado-gado padang, pempek palembang dan beragam varian es durian.

5. Makanan Padang

Namanya juga di Padang, label yang tertera biasanya hanyalah Rumah Makan dengan merknya. Rekomendasi saya adalah Pagi Sore di Pondok. Rumah makan ini sudah ada sejak jaman kakek saya. Saya masih teringat cerita Mama, sebelum wafat, kakek saya menyuruh anak lelakinya (almarhum oom saya) untuk membeli nasi bungkus di pagi sore. Saat (alm) oom saya sampai di rumah, (kebetulan rumahnya dekat dengan rumah makan ini, di daerah pasar batipuh), kakek saya sudah meninggal,:(

Ayam goreng disini juara bangetsss deh (lagi-lagi 3S menunjukkan rasa yang super duper enaksss). Saya selalunya makan nasi rames dengan satu daging atau ayam, tapi kalau disini, 2 aja rasanya masih kurang. Memang sih ukuran ayamnya kecil-kecil tapi bumbunya meresap. Belum lagi sambalnya. Untuk harga memang diatas rata-rata tapi tempat satu ini wajib dikunjungi (walau dalam kunjungan minggu lalu saya tidak sempat mampir, hiks). Bangunan restoran ini masih bangunan tua sederhana (bahkan saat saya melewatinya minggu lalu).

Rumah makan lainnya adalah Rumah Makan Lamun Ombak yang sepertinya sedang ekspansi ke penjuru kota Padang. Saya sempat mencoba cabang Chatib Basri tapi katanya yang enak itu yang dekat bandar udara Minangkabau (rekomendasinya adalah dendeng batokok). Bagi saya pribadi rumah makan satu ini hampir mirip dengan Sederhana di Jakarta. Tidak terlalu spesial kecuali sambal lado ijo (dengan beberapa potong ikan teri/bilis) yang di atas rata-rata.

6. Seafood

Secara padang berada di tapi lauik (tepi laut), pastinya makan seafood disini juga merupakan kewajiban. Di sepanjang pantai padang banyak ditemui restoran yang menjual seafood, yang terkenal sih namanya Fuja. Kemarin itu saya mencoba yang lain, restorannya bukan persis di tepi laut, tapi di seberangnya dan cabang dari restoran yang sama dari jalan chatib basri. Enaknya makan seafood di Padang, selain memesan menu utama entah itu ikan, udang , cumi, atau kepiting, kita akan mendapatkan pelengkap berupa sambal, macam-macam sayuran, keripik singkong pedas bahkan gulai jeriang (gulai jengkol) dengan total 8 macam. Gimana gak asik tuh? Sebenernya, gak usah memesan menu utama, sudah keburu kenyang dengan makanan pelengkap tersebut dengan rasa yang enak. Lima tahun lalu saya juga makan seafood tapi saya lupa nama restorannya, overall makanan pelengkapnya hampir mirip koq.

7. Bakery

Ternyata di kota Padang juga ada bakery dengan rasa yang juara, namanya Hoya di jalan HOS Cokroaminoto No. 48. Roti coklatnya, enak bangetsss.

8. Oleh-oleh

Di Jalan Nipah, selain toko Christine Hakim juga ada Shirley. Tempatnya berdekatan dengan harga yang sama tapi ada beberapa barang yang cuma ada di Christine Hakim atau cuma ada di Shirley. Seperti dendeng cabai hijau dalam bentuk botolan atau cabai merah dapat ditemukan hanya di Christine Hakim. Selain itu, keripik-keripiknya kebanyakan merupakan produk yang disuplai dari tempat lain.

Di depan toko Christine Hakim ada penjual rujak Padang yang wajib dicoba. Bumbu kacangnya itu, juara deh.

Selain keripik cabai merah standar Padang, coba deh keripik-keripik lainnya untuk mencoba sesuatu yang baru. Kemarin itu saya membeli keripik singkong panjang dengan ukuran kecil-kecil yang dicampur dengan teri, kacang dan sambal cabai merah kering (bukan seperti cabai merah kering kemasan, ini agak sedikit basah) dan rasanya juara bangetsss. Sehari juga udah abis saya makan,:)

Dakak-dakak, cemilan khas padang yang juga sudah ada sejak dahulu merupakan pilihan yang harus dicoba. Ada 2 macam, singkong goreng dipotong kecil-kecil kemudian digoreng atau singkong yang diparut kemudian digoreng dna dibumbui kuning. Jaman saya kecil, dakak-dakak ini keras banget (walau tetap saja bikin ketagihan), tapi kemarin terakhir beli di Christine Hakim, teksturnya sudah gurih. Kedua orang tua saya saja sampai bingung, yang tadinya mereka takut makan, sekarang mereka malah berebutan dengan saya.

Kembang goyang dengan beragam rasa (bukan manis seperti biasanya) juga dapat ditemukan di kedua toko ini. Coba membeli yang rasa pedas, karena itu yang lebih enak (maaf, saya lupa merknya).

Di daerah Kampung Cina juga ada beberapa toko yang menjual penganan khas Padang untuk oleh-oleh dan di salah satu toko, pemiilik toko, si encik suka 'membaca' para pembelinya. Gak usah percaya sih,cuma seseruan aja.

9. Tepi Laut - Pantai Padang

Di tepi laut ini banyak kios-kios yang menjual kelapa muda, sate udang goreng, mie instan, restoran seafood maupun ikan segar. Sementara di malam hari, banyak penjual jagung bakar dengan beragam macam rasa. Di malam minggu, daerah ini jadi ajang tempat berkumpulnya muda mudi dan juga juga trek-trekan. Di dekat hotel Mercure (kalo dari pantai, sebelum hotel), ada ND Sate Padang (kaki lima) yang menjual sate dengan genre Pariaman, kuah berwarna merah dan rasa yang super pedas. Wajib dicoba karena enaksss.

10. Pondok - Simpang Kinol

Disini tempat berkumpulnya penjual makanan di malam hari. Sate danguang-danguang, nasi goreng, soto padang, makanan Jawa (di Sumatera Barat, kata Jawa ditaruh jika makanan yang dijual bukanlah makanan Padang), makanan India, dsb. Untuk rasa sebenarnya so-so sih. Di salah satu kedai, bisa mencoba teh talua (teh dengan kocokan telur) yang rasanya sebenarnya enak tapi cukup mengenyangkan untuk saya.

11. Kopmil

aka kopi milo ini sekarang lagi ngetrend di Padang. Walau ada varian menggunakan Cadbury (dengan harga lebih), tapi yang menggunakan Milo tetap lebih enak. Yang terkenal itu merk Om Ping. Saya mencoba yang di kampung Cina, aduh penjualnya gak berhenti membuat pesanan. Rasanya memang enak. Saya yang tadinya tidak suka campuran kopi dengan coklat, tetapi setelah mencoba kopmil ini, langsung jatuh cinta (hmmm..). Kekecewaan saya terhadap minuman ini adalah kemasan yang menggunakan kantong plastik putih dan kemudian dibungkus lagi dengan kantong hitam. Ini bukan hanya untuk take - away, tetapi juga minum di tempat. Sepertinya jika ada kemasan yang ramah lingkungan, akan lebih baik.

12. Martabak Mesir

Nah, martabak mesir dan roti canai dapat dicoba di restoran Kubang maupun restoran Malabar. Kubang Hayuda ini banyak cabang di Jakarta. Pilihan lainnya (dan katanya sekarang jauh lebih enak) adalah restoran Malabar yang terletak di jalan MH Thamrin no. 1. Silakan dicoba untuk membandingkan,:)

Hmmm, terus apalagi ya? Sepertinya cukup sekian dulu, kalau nanti ingat lagi, saya tambahkan,:) Menulis seperti ini saja membuat saya kangen untuk ke Padang lagi.

Seperti biasa, cek instagram.com/ikmaar untuk melihat-lihat foto makanan saya....


Comments

  1. Duh Uni, melihat makanannya titik selera saya. Kangen sate ayam Tepi Laut Padang. Begitu pun rujaknya..Cuma di Padang orang ramai-ramai makan rujak buah di sore hari :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Oalah..pantesan,saya bingung kenapa rujak susah ditemukan di siang hari.ternyata oh ternyata...hehe

      Delete
  2. saya gak kebagian oleh2nya te iks..hiks2

    ReplyDelete
  3. saya blom kebagian oleh2nya te ika..hiks2

    ReplyDelete
  4. Hmmmmz duren daku ngak doyan, takut keguguran

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts