Jaga Lingkungan - Kurangi Penggunaan Plastik
Membicarakan soal plastik sepertinya tidak ada habisnya... Dimana-mana plastik digunakan untuk membungkus barang, mengumpulkan sampah bahkan menyimpan barang. Sudah beberapa tahun terakhir saya berusaha menggunakan plastik seminim mungkin. Kenapa seminim mungkin? Karena jujur, belum siap untuk 100% hidup tanpa plastik.
Saya selalu membawa tas/kantong lipat di dalam tas saya yang digunakan saat berbelanja. Terakhir, saat saya ke Bukittinggi minggu lalu. Saat berbelanja di Pasar Atas dekat jam gadang, saya selalu menolak saat mereka memberikan tas plastik. Para penjual terkadang memaksa saat saya menolak. Ada juga yang bengong kebingungan. Mungkin para penjual disana tidak terbiasa dengan perilaku saya. Yang lucu adalah saat mereka mengatakan, "biar lain kali tahu ke toko sini lagi karena ada alamatnya", dan saya pun hanya bisa tertawa sambil berkata, "ya uni, saya kan belum tahu kapan kesini lagiii".
Soal mempraktekkan diet kantong plastik ini bukanlah hal mudah. Tantangan terbesar terkadang justru dari keluarga sendiri. Saat berbelanja di supermarket besar, kita kan biasanya membantu pegawai kasir dengan mengisi barang ke dalam plastik sendiri. Jika saya yang melakukan, pastinya saya campur segala macam sebanyak mungkin dalam 1 kantong. Toh, saya tahu, gak mungkin lah barang itu saling mengkontaminasi, secara kemasannya juga bagus. Sementara kalau keluarga saya, mereka berusaha menggunakan plastik sebanyak mungkin dengan alasan : stok di rumah sudah habis. Sementara saya tahu, itu stok yang ada gak akan habis berbulan-bulan.
Oya, walaupun saya membawa tas lipat, rasanya gak mungkin cukup kan 1 tas saja saat ke supermarket besar belanja bulanan? Biasanya mampir ke supermarket besar itu secara mendadak tanpa adanya persiapan. Beda jika hanya bepergian ke minimarket di dekat rumah, pastinya saya masukkan dalam tas lipat ataupun ke dalam tas saya.
Kantong plastik dari hasil berbelanja di supermarket besar biasanya digunakan kembali menjadi kantong sampah di dapur, kamar maupun kamar mandi untuk selanjutnya dibuang. Sejauh ini, saya belum menemukan cara untuk meminimalkan penggunaan kantong plastik sebagai kantong untuk mengumpulkan sampah terutama karena banyaknya sampah yang basah.
Prinsip saya, selalu gunakan kembali kantong plastik yang masih bisa digunakan untuk segala keperluan sebelum penggunaan terakhir sebagai kantong untuk mengumpulkan sampah.
Jadi teringat, awal saya peduli dengan plastik adalah saat kuliah. Di kosan ada seorang kakak kelas yang selalu membawa recycle bag kemanapun dia pergi. Saat awal mengikuti jejaknya, saya malu-malu. Malu dengan sekitarnya karena akan dianggap aneh. Kalau sekarang sih saya sudah gak malu lagi. Terkadang soal plastik ini bisa bikin saya berdebat dengan keluarga di depan orang lain karena saya selalu keukeuh untuk tidak menggunakan kantong plastik.
Untuk minuman pun, saya selalu membawa botol minum kemanapun saya pergi. Di dalam mobil, selalu ada sebotol air minum. Dikarenakan banyaknya berita tentang bahaya botol plastik yang disimpan di dalam kendaraan yang terkena cahaya matahari. Sayapun akhirnya menggunakan botol kaca yang dicuci setiap kali air habis dikonsumsi.
Mempraktekkan membawa botol minum ini pun susah, lagi-lagi berawal dari keluarga. Ada sepupu saya yang mengkonsumsi air dalam jumlah banyak tapi selalunya beli minuman kemasan dan dibuang begitu saja walau tidak habis. Aduh gemasnya. Saya sampai harus berdebat panjang lebar untuk memaksa dia membawa botol kemasan yang masih bersisa air sehingga tidak perlu membeli lagi. Anjuran untuk membawa botol minum sudah ratusan kali saya bicarakan tapi tetap saja dia tidak mau mendengar.
Mempraktekkan untuk tidak menggunakan kantong plastik sebenarnya mudah jika kita mau memulainya dari diri sendiri. Selanjutnya kita bisa mencoba dengan orang sekitar. Jangan pernah bosan. Sepanjang kita secara pribadi mempraktekkan, secara tidak langsung hal tersebut suatu saat akan mempengaruhi orang lain. Jika belum sekarang, mungkin di lain waktu. Sekarang sayapun mulai berkampanye melalui blog. A small thing I can contribute to the earth.
Saya percaya bahwa apapun yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Dengan kita menjaga lingkungan, dari hal yang sekecil apapun, maka lingkungan pun akan peduli terhadap kita.
Saya merasa, nenek moyang telah mewariskan segala sesuatu dengan begitu apiknya kepada kami turunannya. Mengapa kita tidak melakukan hal yang sama untuk masa depan anak cucu kita?
Saya selalu membawa tas/kantong lipat di dalam tas saya yang digunakan saat berbelanja. Terakhir, saat saya ke Bukittinggi minggu lalu. Saat berbelanja di Pasar Atas dekat jam gadang, saya selalu menolak saat mereka memberikan tas plastik. Para penjual terkadang memaksa saat saya menolak. Ada juga yang bengong kebingungan. Mungkin para penjual disana tidak terbiasa dengan perilaku saya. Yang lucu adalah saat mereka mengatakan, "biar lain kali tahu ke toko sini lagi karena ada alamatnya", dan saya pun hanya bisa tertawa sambil berkata, "ya uni, saya kan belum tahu kapan kesini lagiii".
Soal mempraktekkan diet kantong plastik ini bukanlah hal mudah. Tantangan terbesar terkadang justru dari keluarga sendiri. Saat berbelanja di supermarket besar, kita kan biasanya membantu pegawai kasir dengan mengisi barang ke dalam plastik sendiri. Jika saya yang melakukan, pastinya saya campur segala macam sebanyak mungkin dalam 1 kantong. Toh, saya tahu, gak mungkin lah barang itu saling mengkontaminasi, secara kemasannya juga bagus. Sementara kalau keluarga saya, mereka berusaha menggunakan plastik sebanyak mungkin dengan alasan : stok di rumah sudah habis. Sementara saya tahu, itu stok yang ada gak akan habis berbulan-bulan.
Oya, walaupun saya membawa tas lipat, rasanya gak mungkin cukup kan 1 tas saja saat ke supermarket besar belanja bulanan? Biasanya mampir ke supermarket besar itu secara mendadak tanpa adanya persiapan. Beda jika hanya bepergian ke minimarket di dekat rumah, pastinya saya masukkan dalam tas lipat ataupun ke dalam tas saya.
Kantong plastik dari hasil berbelanja di supermarket besar biasanya digunakan kembali menjadi kantong sampah di dapur, kamar maupun kamar mandi untuk selanjutnya dibuang. Sejauh ini, saya belum menemukan cara untuk meminimalkan penggunaan kantong plastik sebagai kantong untuk mengumpulkan sampah terutama karena banyaknya sampah yang basah.
Prinsip saya, selalu gunakan kembali kantong plastik yang masih bisa digunakan untuk segala keperluan sebelum penggunaan terakhir sebagai kantong untuk mengumpulkan sampah.
Jadi teringat, awal saya peduli dengan plastik adalah saat kuliah. Di kosan ada seorang kakak kelas yang selalu membawa recycle bag kemanapun dia pergi. Saat awal mengikuti jejaknya, saya malu-malu. Malu dengan sekitarnya karena akan dianggap aneh. Kalau sekarang sih saya sudah gak malu lagi. Terkadang soal plastik ini bisa bikin saya berdebat dengan keluarga di depan orang lain karena saya selalu keukeuh untuk tidak menggunakan kantong plastik.
Untuk minuman pun, saya selalu membawa botol minum kemanapun saya pergi. Di dalam mobil, selalu ada sebotol air minum. Dikarenakan banyaknya berita tentang bahaya botol plastik yang disimpan di dalam kendaraan yang terkena cahaya matahari. Sayapun akhirnya menggunakan botol kaca yang dicuci setiap kali air habis dikonsumsi.
Mempraktekkan membawa botol minum ini pun susah, lagi-lagi berawal dari keluarga. Ada sepupu saya yang mengkonsumsi air dalam jumlah banyak tapi selalunya beli minuman kemasan dan dibuang begitu saja walau tidak habis. Aduh gemasnya. Saya sampai harus berdebat panjang lebar untuk memaksa dia membawa botol kemasan yang masih bersisa air sehingga tidak perlu membeli lagi. Anjuran untuk membawa botol minum sudah ratusan kali saya bicarakan tapi tetap saja dia tidak mau mendengar.
Mempraktekkan untuk tidak menggunakan kantong plastik sebenarnya mudah jika kita mau memulainya dari diri sendiri. Selanjutnya kita bisa mencoba dengan orang sekitar. Jangan pernah bosan. Sepanjang kita secara pribadi mempraktekkan, secara tidak langsung hal tersebut suatu saat akan mempengaruhi orang lain. Jika belum sekarang, mungkin di lain waktu. Sekarang sayapun mulai berkampanye melalui blog. A small thing I can contribute to the earth.
Saya percaya bahwa apapun yang kita lakukan akan kembali kepada kita. Dengan kita menjaga lingkungan, dari hal yang sekecil apapun, maka lingkungan pun akan peduli terhadap kita.
Saya merasa, nenek moyang telah mewariskan segala sesuatu dengan begitu apiknya kepada kami turunannya. Mengapa kita tidak melakukan hal yang sama untuk masa depan anak cucu kita?
Comments
Post a Comment