Empati pada yang tertindas

 Being on the side with the opressed


Berada di pihak yang terdholimi. Ini adalah hal yang selalu saya usahakan. Saya paling gak tahan melihat orang-orang  berlaku dholim. 

Not much I have done except sending them prayers. 

Saat membaca tentang uyghur, geram sekali ingin marah. Bagaimana saudara-saudara muslim kita diperlakukan oleh pemerintah Cina. Speechless! 

Rohingya, Sudan, Syria, the never ending Palestine occupation, etc... 

Semua tahu gimana ceritanya Zionis mengambil alih tanah Palestina tapi kok ya masih ada yang membela Zionis? 

Yakali kan, situ punya rumah eh ada tamu nginep terus diem-diem si tamu ngusir kamu begitu aja dengan alasan ini rumah nenek moyangnya. 

Ya kalau begitu, pa kabar suku Aborigin di Australia atau Indian America? 

Gak bisa lah gitu ceritanya. Seenak wae ambil milik orang lain dengan alasan yang dibuat-dibuat sebagai pembenaran. 

Udah ambil tanahnya, ealah pakai ngebunuhin segala. Terussss kita yang berada di kejauhan, kudu diem aja gitu? 

Sayangnya, banyak yang masih percaya dengan segala drama si Zionis Israhell ini. Kok bisa ya ada orang tanpa empati? 

Dompet aja kalau diambil orang, kita bisa ngomel. Lah ini, udahlah percaya dengan cerita karangan Zionis, plus kasih bantuan juga. Sementara pihak yang di-dholimi, gak dikasih apa-apa. 

Sungguh ajaib orang-orang di muka bumi ini. Gak merasa salah berada di pihak yang berbuat salah dengan jelas. Laa haula wa laa quwwata illa billah. 

The least we can do to support the oppressed, selain mengirimkan doa dan bantuan materi; ya kita juga bisa berhenti membeli produk yang jelas-jelas membantu perbuatan dholim tersebut. Kalau kita umat manusia tanpa memandang agama dan ras bersatu dalam urusan boikot, apa gak ketar ketir itu perusahaan yang supporting genocide? 

To stay in this boycott solidarity is not easy brother!!! 

Manusia selalu tergoda dengan promosi dan harga murah. Ribet dah kalau udah begini. 

Jujur ya, aku pribadi susah banget menerapkan ini, apalagi lihat diskonan. Walapun tergoda, so far sampai hari ini masih istiqomah (semoga bisa begini kedepannya). 

Barang-barang under perusahaan yang support zionis, ya masih ada hingga habis. Pakaian, ya stay in the wardrobe as it is. Tapi, untuk beli lagi, no no no!!!! 

Alhamdulillah sekarang juga banyak pilihan untuk beli produk lain. Semua tersedia. Gak pake deh alasan kasihan pegawai di phk karena gak ada yang beli. Lah owner perusahaan yang bantu zionis aja masih bisa hidup mewah. Don't buy their propaganda cuy! 

Selain kita memperkaya para pengusaha besar, kita bakal diminta pertanggungjawaban sama Allah di hari akhir nanti karena membiarkan dan mendukung (secara gak langsung) atas perbuatan zionis ini. Mau? Aku sih tidak! 

Toh, produk lokal juga sekarang udah banyak dan gak kalah bagusnya. Banyak dari produk lokal ini juga yang jelas bantu Palestina. So? Gak usah banyak alasan lah untuk berpindah ke produk yang lebih ada empatinya. 

Selain keberpihakan pada Palestina, kita juga harus tetap banyak baca akan kedholiman lain di muka bumi. Karena keberpihakan ini akan ada pertanggungjawabannya. 

Pernah gak terpikir sama kamu, betapa nyamannya hidup kita di Indonesia sekarang ini? Sekarang, right now. 

Jika tiba-tiba kita berada di situasi tertindas, bisa aja di masa depan kita tinggal di negara lain atau dimana lah kita berada, kita di dholimi orang atau penguasa? Apa reaksimu? Apa yang akan kamu lakukan? Just think for a moment. Take a deep breath. Are you ready when it comes to you? 


Comments

Popular Posts