Take Something for Granted
Pernahkah
sedikit merenungi hal – hal disekitar kita yang sudah tersedia dan kita gak
menganggapnya sesuatu yang istimewa?
Saya
sendiri, secara pribadi, terbiasa di rumah apa – apa tersedia. Mau berangkat
kerja, nyokap menyediakan bekal. Pulang kantor, sudah tersedia makanan untuk
makan malam. Mau makan apa saja, tinggal request.
Sampai
pada saat ini, nyokap pergi ke tempat adik saya nun jauh disana untuk jangka
waktu hampir tiga bulan. Selanjutnya yang terjadi adalah, saya makan dari itu
ke itu. Harus masak sendiri saat malam yang berakibat pada pilihan ringkas, mie
instan atau masak nasi goreng dengan bumbu instan.
Biasanya,
apa yang saya berantakin, pasti dirapikan nyokap. Sekarang, apa yang saya
berantakin ya akan tetep berantakan
sampai saya merapikannya.
Well, I’ve
never thought it is gonna be difficult. Bukannya saya seenaknya saja sama
nyokap tapi tingkat beberes saya dan nyokap berbeda level. Dia lebih apik
daripada saya.
Cara Tuhan
menegur itu cukup unik. Salah satunya dengan cara ini. Saya pun bertekad, nanti
saat nyokap sudah kembali, saya akan mengikuti standarnya dan gak bakal semau
gue lagi! *fingers crossed*
Banyak sih
hal lain yang saya lihat pada orang – orang yang saya amati. Semisal mereka
yang makan dan gak dihabiskan. Bisa saja sih alasannya sudah kenyang. Tapi saya
pribadi, selalu menerapkan untuk mengambil makanan secukupnya. Saat memesan
makanan dan saya lihat porsinya besar, saya akan memesan setengah walau tetap
harus bayar full.
Bukannya saya
sok – sokan, somehow saya berfikir, masih banyak orang yang susah makan dan
saya merasa berdosa banget kalau makanan yang saya makan, saya buang begitu
saja *kecuali makanan basi yaaaa*.
Coba deh
sekali – sekali merenungi, apa saja sih hal – hal yang kita kurang apresiasi. Hal
paling simple juga, mungkin soal pertemanan. Karena seseorang biasa ada untuk
kita, kita akan menuntut mereka untuk selalu ada untuk kita. Padahal orang
tersebut bukan hak milik kita. Bisa jadi dia merasa kita semena – mena lalu dia
mencari teman baru. Seseorang atau sesuatu kadang butuh apresiasi. Gak perlu
mereka katakan koq.
If we like
to be appreciated then try to appreciate others. If we love presents from
people around us then try to give them back or try to give others we are not
close to.
Baru –
baru ini saya mendapat oleh – oleh dari sepupu yang saya sebenernya cuek banget
sama dia dan keluarganya. Seperti sebuah teguran keras. Koq bisa ya dia inget
sama saya????!!!
Satu yang penting dan juga saya takutkan adalah, tidak adanya kesempatan untuk membalas kebaikan seseorang karena ternyata Tuhan lebih sayang dengan orang tersebut. Huffff *koq jadi berat ya kata-katanya???!*
Well, that’s
my story. Just another useless writing when I have the thoughts to write about
it. Have a great weekend, folks!
Comments
Post a Comment