Cerita Usahaku..
Kadang cara Allah membuat kita tersadar akan perbuatan kita, ya dengan memberikan apa yang kita gak suka ke diri kita sendiri.
Di suatu waktu, gue suka kesel ngeliat orang yang post jualanannya di media sosial plus screen shot pembicaraan dengan pembelinya atau review dari si pembeli di screen shot, yang isinya tentunya muji-muji gitu deh.
Sampe lah akhirnya gue memulai usaha sendiri dan gue mulai seneng kalau si pembeli memuji. Oalah,pengen deh gue post itu puja puji dari pembeli, tapi kutahan.... ku tak mau follower eneg lihat postingan dan berujung ke unfollow or unfriend.
Pembeli yang suka dengan produk yang kita jual, merupakan hal yang membahagiakan untuk seorang penjual, apalagi kalau sampai repeat order.
Tapi, kalau gak dipuji, jangan tersinggung juga sih. Karena selera orang gak sama. Kadang apa yang enak untuk gue, belum tentu enak untuk orang lain.
Maka itu, kalau gue lagi mencoba resep baru, terus dicoba sama si pemesan, duh jantung berdebar-debar, takut mengecewakan.
Dengan memulai usaha sendiri, ekspektasi kita untuk membahagiakan pembeli itu berada di tingkat paling atas. Bukan cuma urusan duit sih tapi untuk menilai kualitas kerja kita juga.
Maunya kita tentunya sempurna, tapi balik lagi, selera booo...
Kayak gue yang gak gitu suka cemilan manis. Alhasil saat gue membuat makanan tersebut, manisnya gue minimalisasi, alhamdulillah so far banyak yang suka, walau ada juga loh yang protes.
Sempet down saat ada yg protes, terus gue kira-kira aja persentase yang suka dan gak suka. Kalau yang suka lebih banyak, then the show must go on.
Memulai usaha sendiri gak gampang... Kalau kerja ma orang, kita cuma ngebahagiain atasan/rekan kerja. Tapi, dengan usaha sendiri, kita langsung berhubungan dengan klien/pembeli. Gak ada yang mengcover kalau kita salah.
Semuanya ada di tangan kita...
Balik lagi, di saat down atau sedih, ingat aja tujuan kita memulai usaha. Kalau gak kerja, kalau gak bersusah-susah, gimana bisa mencapai keinginan dan cita-cita kita????
Di suatu waktu, gue suka kesel ngeliat orang yang post jualanannya di media sosial plus screen shot pembicaraan dengan pembelinya atau review dari si pembeli di screen shot, yang isinya tentunya muji-muji gitu deh.
Sampe lah akhirnya gue memulai usaha sendiri dan gue mulai seneng kalau si pembeli memuji. Oalah,pengen deh gue post itu puja puji dari pembeli, tapi kutahan.... ku tak mau follower eneg lihat postingan dan berujung ke unfollow or unfriend.
Pembeli yang suka dengan produk yang kita jual, merupakan hal yang membahagiakan untuk seorang penjual, apalagi kalau sampai repeat order.
Tapi, kalau gak dipuji, jangan tersinggung juga sih. Karena selera orang gak sama. Kadang apa yang enak untuk gue, belum tentu enak untuk orang lain.
Maka itu, kalau gue lagi mencoba resep baru, terus dicoba sama si pemesan, duh jantung berdebar-debar, takut mengecewakan.
Dengan memulai usaha sendiri, ekspektasi kita untuk membahagiakan pembeli itu berada di tingkat paling atas. Bukan cuma urusan duit sih tapi untuk menilai kualitas kerja kita juga.
Maunya kita tentunya sempurna, tapi balik lagi, selera booo...
Kayak gue yang gak gitu suka cemilan manis. Alhasil saat gue membuat makanan tersebut, manisnya gue minimalisasi, alhamdulillah so far banyak yang suka, walau ada juga loh yang protes.
Sempet down saat ada yg protes, terus gue kira-kira aja persentase yang suka dan gak suka. Kalau yang suka lebih banyak, then the show must go on.
Memulai usaha sendiri gak gampang... Kalau kerja ma orang, kita cuma ngebahagiain atasan/rekan kerja. Tapi, dengan usaha sendiri, kita langsung berhubungan dengan klien/pembeli. Gak ada yang mengcover kalau kita salah.
Semuanya ada di tangan kita...
Balik lagi, di saat down atau sedih, ingat aja tujuan kita memulai usaha. Kalau gak kerja, kalau gak bersusah-susah, gimana bisa mencapai keinginan dan cita-cita kita????
Comments
Post a Comment