Semua Tempat itu Indah ....
Hobi : Jalan -
Jalan
Dan paling sebel kalau ada yang nanya : "tempat terindah
yang loe pernah datangin apa, dimana?"
Kalau ada yang bilang hobi jalan – jalan itu turunan, berarti
gue nurunin bokap yang saat masih mudanya naik motor dari Medan ke Jakarta plus
jalan – jalan dia lainnya. Atau (alm) kakek gue (yang gue pengen banget ketemu
dalam mimpi) sering berkelana dan beliau
meninggal, gak berapa lama setelah berkelana ke Pulau Jawa.
Tapi, gue yakin, hobi jalan – jalan ini gak perlu diturunkan.
Ngeliat cerita perjalanan orang lain bisa bikin kita ngiler dan tetiba pengen
jalan – jalan. Kalau udah jalan sekali, pasti pengen lagi jalan – jalan berikutnya
donk?
Atau melihat pemandangan foto – foto yang keren, pasti pengen
juga foto di tempat tersebut kan? Kan?
Ini masalah gue sekarang, adik gue udah nikah dan tinggal nun jauh
disana, secara biasanya gue jalan sama dese. Jalan ma nyokap, masalahnya dia
gaptek megang kamera (Mom?). Bawa tongsis? Bukan apa – apa, tas gue udah penuh
dengan segala tetek bengek wanita yang rempong bener. Nyuruh orang? Bisa aja
sih, tapi masalahnyaaaaaaaaaaa, pernah pas di Menara Pisa, itu orang gagal
banget motoin gue. Dang!
Penampakan foto di Menara Pisa yang gagal banget - jangan ketawa!!! |
Terus, gue emang bukan tipe yang suka jalan sendirian. Pertama,
siapa yang jagain gue saat ada anjing? *ribet kan, ini aja jadi masalah”.
Kedua, capek juga diem mulu gak ada yang bisa diajak ngobrol ngalor ngidul. Ketiga,
tentunya soal foto memfoto tadi. Keempat, lumayan lah ya bisa share biaya
kamar, hehehe..
Oke, balik lagi dengan keindahan suata tempat. Kalaupun gak
indah – indah banget, pasti ada bagusnya. Mungkin ini berdasarkan dengan
kebiasaan gue untuk melihat nilai – nilai positif dari hal – hal negatif (and
the other way around).
Let’s say, Ancol yang biaya masuknya selangit itu (Beach should
be free, yaar!). Walau lautnya dekil (kata orang – orang sih ya), tapi tetap
indah. Karena gue penggemar pantai , pantai manapun pasti INDAH!
Gunung, perbukitan juga sebenarnya indah sih. Tapi entah kenapa,
gue bakal ngebela-belain ke pantai daripada gunung. Apalagi kalau ada gunung
dan pantai, lebih menggila deh. Pas ke Itali, sampe bela – belain ke Amalfi
demi pemandangan ini. Worth it sih tapi gue nyesel, kenapa gak nginep disana?!!!!
*hiks
Kenapa gue selalu menghargai tempat kemanapun gue pergi? Pertama,
pasti ada biaya yang dikeluarkan. Nyari duit gak gampang kan? Saat dapat
rezeki, pastinya bersyukur, menggunakannya untuk suatu hal tetap harus
disyukuri donk? Jadi, jangan pernah mencela kemana kita pergi. Kalau gak punya
duit dan gak bisa jalan – jalan itu
sakitnyaaa *nunjuk ke suatu tempat, entah itu apa, lol*
Kedua, (masih bersambung ternyata), semua pemandangan yang kita
lihat, hakikatnya dari Sang Maha Kuasa. Kalau kita cela, artinya kita mencela
ciptaannya *as simple as that*
Ketiga, pasti kesel donk kalau ada yang nyela tempat yang menurut
lo bagus banget? So, jangan nyela tempat yang menurut kita gak bagus tapi
menurut orang lain itu bagus.
Keempat, seseorang berjalan – jalan *kalau gue nih*, bukan hanya
snap and go (istilah yang diciptakan oleh adik ipar adik gue khusus untuk gue).
Try to enjoy every little things. Yep, menikmati apa yang ada. Selain pemandangan
yang WAJIB dikagumi, coba berinteraksi dengan orang lokal, coba makanan lokal,
sit and watch around you dan masih banyak hal lain lagi yang bisa dilakukan. Dengan
begitu, kenangan bukan hanya soal pemandangan, tapi banyak hal berkesan
lainnya.
Dalam perjalanan ke Amalfi yang lebih menggila dari kelok 44 di
Sumatera Barat, gue hampir aja pingsan karena mabok masuk angin kelaparan.
Sampai disana, langsung cari restoran, dengan kepala kliyengan, mesen a simple
spaghetti primavera (spaghetti dengan tomat segar dan mozzarella). Sebelum mesen,
gue pastikan gak pake campuran ‘minuman’. Entah karena kasian atau apa, chef di
dapur tiba – tiba ngasih sepotong bruschetta (roti dengan tomat dan keju
diatasnya) sebagai komplimen yang rasanya nikmat bener (beneran, bukan karena
laper loh!).
Selesai makan, gue jalan keliling sekitar. Sampai depan toko pas
mau beli post card (selain foto – foto, beli post card juga WAJIB banget untuk
gue, #hoarder), dari dalam gue diteriakin sambil itu cewek dadah – dadah. Ternyata,
itu pelayan di restoran yang gue makan sebelumnya. If you are being nice, i
believe, life is much easier...
Kalau semua tempat indah, apa kita harus pergi ke semua tempat? Why
not? I dream to travel the world. Gue percaya, suatu saat gue akan menginjakkan
kaki di seluruh tempat di muka bumi ini. God works in mysterious way. Selanjutnya
universe akan berkonspirasi untuk mewujudkan keinginan kita. #tsahh *eh lupa
bilang, amien...*
Gimana menentukan prioritas? Let’s say loe pengen ke pantai. Google
aja pantai – pantai dengan biaya yang sesuai budget. Bisa dalam negeri atau
luar negeri. Segampang itu aja sih.
Atau, loe pajang deh peta dunia di kamar, di gadget, di komputer
pribadi atau di dompet? Lingkarin deh tempat/negara yang pengen dikunjungi. Ada
dananya, tinggal di utak atik untuk bisa ke tempat tersebut sesuai budget.
Banyak baca buku jalan – jalan. Yang ini selalu gue hindarin
*sok banget ya?*. Karena pada dasarnya semua tempat indah dan gue pengen
mengelilingi dunia. Referensi buku itu bikin hidup gue lebih nyesek. Kalau
sampai pada tingkat kepengen akut, bisa kacau dunia persilatan!
Buku jalan – jalan / referensi blog hanya gue baca saat gue
menentukan pergi ke tempat tersebut. Tempat wisata pun bersifat dinamis. Hari ini
kesana butuh 1 juta, mungkin besok bisa tiba – tiba 2 juta. Hari ini bisa naik
bis, mungkin besok udah ada kereta.
Terus, kenapa gue masih suka nulis tentang jalan – jalan? Sebenernya
pengen nulis dari sisi lain untuk tempat yang gue kunjungi tapi entah kenapa,
tiap abis liburan gue mengalami post - vacation syndrome. Gue lebih senang
mengingat untuk diri sendiri. *isn’t it bad?*
Traveling is not about you visit a place. It is far beyond that
- it is part of learning process. One can learn something different from
others. You will find out once you start traveling...
Bon Voyage!
Setuju .. semua tempat itu indah, tinggal bagaimana kita bersyukur mengambil sudut pandang yg kece itu :-)
ReplyDeleteemmmmm
DeleteSetujuu~ tempat apapun pasti ada menariknya! Bahkan ancol yang pantainya berbusa sekalipun :| Eh tapi yang menarik dari ancol itu suasananya di bagian dermaga kayu itu, kalo sore. Kalau pantainya terus terang aku gak terlalu suka eheheh
ReplyDeletehusshaaa..sebenernya mau bilang di dermaga itu t4 nya agak2 romantis... cuma , ya gitu dh... *tetep ga rela bayar masuk ke ancol, hihihi...
Deleteahahah, emang tiket masuk ke ancol agak kemahalan~ tapi kalau masuknya gratis, ancol pasti penuh tiap hari deh kayaknya :D
Deletegak juga lah... skrng akses ke ancol macet dan kadang banjir di gunung sahari.hiks. yg enak naik busway. hehe
Deleteyaaap bener banget kadang kadang yang menurut gue bagus malah dicela sama orang lain... disitu membuat saya kesal :(
ReplyDelete