Pelita Air - Pengalaman Terbang
Gara-gara melihat tulisan terbang naik Sriwijaya Air 9 tahun lalu dibaca banyak orang, kok ya malah jadi pengen nulis pengalaman naik Pelita Air.
Jujurly, saya baru dua kali naik Pelita Air (pulang pergi Jakarta-Padang). Saat melakukan reservasi, pemilihan airline dikarenakan waktu yang cucok dan saya yang senang mencoba beragam airlines. Apalagi Pelita Air lagi berbenah kan ya dan mulai menjamah banyak tempat di Indonesia.
What shocking me is, saya kadung bayar dan lalu menyadari kalau ini di Terminal 3 Soetta! Bang!
I do not like this terminal.. terlalu besar aja sih, capek jalannya. hahahahaha....
Karena penerbangan pertama jam 6 pagi, saya ngantuk, gak sempat foto-foto. Sebelum keberangkatan, saya sempat cek di YT pengalaman orang naik Pelita Air dan dapat makanan roti.
Pikiran saya, ini bakalan kayak Batik Air deh makanannya. Hoping to get hot snacks. Di masa sebelum pandemi, Batik Air sering kasih hot snacks. Setelah pandemi, no more hot things, hanya roti. Phew!
Baiklah... biar lebih enak bacanya, kucoba untuk runut dengan plus minus yang semoga bisa untuk improvement kedepannya.
Web Check - in:
Bisa dilakukan 24 jam sebelum keberangkatan. Super easy sih caranya, gak perlu isi no ktp segala. Bisa pilih kursi, dan jeng-jeng... udah lah kelar tanpa konfirmasi yang jelas kecuali pilihan mau dikirim boarding pass by email or download.
Anyway, beberapa hari sebelum keberangkatan, sempat coba fasilitas chat untuk memesan wheelchair untuk Mama tapi apa daya, the system was annoying. Terlalu lama response-nya, alhasil kita browse sana sini sambil menunggu eh kelupaan ada chat. Gitu balik ke chat, customer servicenya udah kabur. Sempat coba 3 kali lalu aku lelah, sampai hari H gak sempat memesan wheelchair.
Sebenarnya wheelchair ini juga karena bandara yang kelewat besar dan nyokap kecapean kalau jalan jauh. Alhasil, hanya berharap keajaiban kalau gak perlu jalan jauh.
The Day:
Mesin untuk print boarding pass di Soetta ngadat dengan alasan sudah banyak yang memakai mesin tersebut. Karena ada bagasi, ya mau gak mau kami ke counter check in. Baru deh ktp diperiksa. hahahaha. Berhubung ke Padang untuk liburan, jadi barang belum banyak lah yaaaa...
Ground staff? Cukup baik. Mengingat ini penerbangan pagi, sometimes kita ketemu ground staff yang masih ngantuk tapi saat itu, ground staff-nya gak ngeselin sih.
Dan ternyata, alhamdulillah saat itu gatenya dekat, gak jauh dari escalator setelah airport security.
Proses boardingnya on time, yang duduk di bagian belakang dipersilakan masuk duluan, begitupun anak-anak dan lansia. Staffnya cukup tegas jadi proses boarding bisa berlangsung dengan tertib dan lancar.
Pas masuk pesawat, aku kagum dengan interior bangkunya yang bukan dari kulit. Bosen aja sih lihat bangku dari kulit yang kebanyakan juga udah pada uzur di airlines lain. AC-nya juga dingin, mana masih pagi. hahahaha.
Begitu duduk, ealah ternyata leg-room juga lebih lapang. Walau ada entertainment gratis melalui aplikasi dengan wifi gratis, tapi kutak sempat mencoba. huhuhu...
Pramugari dan pramugara sangat helpful membantu penumpang mengangkat barang. Just a suggestion, tiati keseleo. huhuhu.. (semoga pada sehat-sehat ya krunya).
Lalu ku melayang ngantuk. Bangun-bangun karena pembagian makanan berupa roti dan minuman dalam botol. Yay! Happy dapat botolan, bukan minuman gelas. Rotinya cukup gede, alhasil ku bagi 2 dengan suami. Rasanya juga enak, berasa kejunya.
Lalu ku tidur lagi...
Ada beberapa pengumuman dari kru maupun dari kokpit yang rasanya sayup-sayup di telinga (pesawat jam 6, dari rumah 3.30 dan malamnya ku susah tidur, lengkap lah yaaa rasa kantuk ini).
Smooth landing, bagasi yang juga cepat keluar. Maklum lah, Bandara Minangkabau juga gak besar-besar amat. hehehe.
Saat pulang, saya telat web check-in, alhasil dapat kursi terpisah (kami ber-4) dan dapat di bagian belakang.
Urusan check-in dan boarding, standarnya sama seperti saat di Soetta. Saat itu saya memilih penerbangan sore hari (sepertinya penerbangan terakhir Pelita dari Padang) dan alhamdulillah bisa on-time.
Makanan dalam pesawat juga roti, tapi berbeda rasa dengan keberangkatan.
Mendarat di Soetta, ternyata gatenya jauh... Kasihan para lansia, apalagi di bandara juga gak terlihat kendaraan yang ngider untuk membantu orang yang membutuhkan.
Proses bagasinya juga smooth. Saat di Padang, ada 1 dus kami yang asal-asalan dikemas, sehingga harus menandatangani consent jika dalam perjalanan rusak, bukan tanggung jawab mereka. Alhamdulillah mendarat dusnya dengan aman gak ada kerusakan.
Saat di Padang juga salah satu dus kami yang berisi ikan teri, ternyata gak bisa masuk begitu saja jika tidak di wrapping ketat. Iya sih, karena aroma terinya keluar. hehehe. Alhasil kami wrapping dengan membayar Rp50.000.
Overall, i can give 9 out of 10 untuk Pelita Air.
Beberapa yang bisa di improve adalah:
- Semoga makanannya bukan hanya roti, tapi bisa hot snacks, seperti risol, pastel, sandwich, dll.
- Walau bagus pramugari/a being helpful, tapi kasihan juga kalau mereka ikutan membantu almost every passengers untuk memasukkan barang ke overhead compartment (this view is based on my own experience as a flight attendant years back)
- Untuk Customer Service melalui chat, ini perlu banget ditingkatkan pelayanannya. Please do something about this.
- Please jangan ikut-ikutan perang tarif, semoga tarifnya akan terus berada pada tarif yang masuk akal agar kami bisa berlibur ke pelosok negeri ini dan gak tergoda beli tiket ke luar negeri yang jauh lebih murah.
- Semoga penggunaan garbarata di bandara bisa tetap begini adanya, please don't let us use stairs!!!
Comments
Post a Comment