4 Landmark di Kota Manado Ini Punya Kisah yang Agung dan Pesan Moral yang Mendalam
Sumber: plus.google.com
|
Setujukah
Anda jika setiap kota memiliki landmark
yang unik? Landmark yang dimiliki setiap kota ataupun negara selalu menjadi obyek wisata yang seru dan
diincar. Pada umumnya para wisatawan akan mengunjungi beberapa landmark dan mengabadikan foto
berlatarkan landmark suatu kota
ataupun negara. Hal tersebut biasa dilakukan para wisatawan sebagai tanda bahwa
mereka pernah berkunjung ke tempat tersebut.
Tapi,
keunikan landmark yang dimiliki
setiap kota atau negara tak hanya sampai di situ. Setiap landmark memiliki arti dan kisah tersendiri. Di Manado, Anda bisa
menemukan banyak landmark yang unik.
Kalau Anda punya rencana untuk wisata
ke Manado, cobalah untuk mendatangi beberapa spot dimana landmark
tersebut berada.
Beberapa
landmark yang akan dibahas kali ini merupakan
landmark yang akan mengingatkan kita
pada masa perjuangan merebut kemerdekaan. Landmarks ini juga mengandung pesan moral yang akan membuat kita lebih memaknai
perjuangan dan kehidupan dengan sudut pandang yang lebih bijak lagi. Penasaran ingin
tahu landmark apa saja yang akan
dibahas dari kota Manado kali ini? Berikut ulasannya.
1. Patung Maria Walanda Maramis (Patung Ibu
dan Anak)
Beliau
adalah seorang ibu pelopor pejuang kaum wanita di bidang pendidikan pada zaman
Belanda sekaligus pendiri organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya
(PIKAT). Sosoknya yang begitu mencirikan kepribadian Ibu Sejati asal Sulawesi
Utara inilah yang menginspirasi bentuk dari Patung Maria Walanda Maramis yang
kini berdiri kokoh. Bentuk Patung Maria Walanda Maramis dibuat sedemikian rupa
dengan sosok Maria Walanda Maramis menuntun seorang anak perempuan.
Anda
pun setuju bukan, jika dikatakan bahwa hanya dengan melihat bentuk patungnya
saja sudah sangat menyentuh hati? Apalagi mendengar kisah di balik sosok Ibu
Maria Walanda Maramis tersebut.
2. Patung Sam Ratulangi
Sumber:
sitaro.wordpress.com
|
Patung
yang selanjutnya adalah Patung Sam Ratulangi yang terletak di depan Kantor
Pusat Universitas Sam Ratulangi. Nama Sam Ratulangi diambil dari nama
panjangnya, yaitu Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi. Sam Ratulangi dikenal
sebagai pahlawan kemerdekaan dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Lahir pada
tanggal 5 November 1890 di kota Tondano dan tutup usia pada tanggal 30 Juni
1949 di Ibu Kota Indonesia, yaitu Jakarta.
Beliau
memiliki prinsip hidup yang begitu bijak, yaitu “Si Tou Timou Tumou Tou” atau
yang artinya “Manusia dilahirkan untuk memanusiakan orang lain”. Prinsip ini
jugalah yang menjadi alasan mengapa nama beliau dijadikan nama Universitas Sam
Ratulangi. Diharapkan, prinsip Sam Ratulangi dapat memotivasi insan akademik
Universitas Sam Ratulangi agar mereka mampu menimba ilmu dan mengabadikannya
dengan tujuan mulia yaitu untuk pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Tugu Perdamaian di Bukit Kasih Kanonang
Sumber:
pinterest.com
|
Masih
di Sulawesi Utara, Anda bisa mengunjungi landmark
yang biasa disebut sebagai wisata toleransi agama, yaitu Tugu Perdamaian. Tugu
Perdamaian ini baru dibangun pada tahun 2002 sebagai simbol perdamaian antar
agama, agar sesama masyarakat yang berbeda agama sekalipun dapat saling
menghormati dan mengasihi. Lantas, kehidupan yang damai dan tenang pun dapat
terealisasi.
Tugu
yang berdiri kokoh di Bukit Kasih Kanonang, Kabupaten Minahasa ini menjulang
tinggi sekitar 22 meter dengan lima bidang sisi. Setiap sisinya masing-masing
menggambarkan simbol dari 5 agama besar di Indonesia. Uniknya lagi, di
sekeliling tempat ini juga dibangun 5 tempat ibadah yang masing-masing mewakili
5 agama yang berbeda. Dengan demikian, Anda bisa melihat semua tempat ibadah
apabila Anda berdiri dari samping Tugu Perdamaian ini.
4. Patung Pasukan Batalyon Worang
Sumber:
ceritadimulai.blogspot.com
Beranjak
ke landmark berikutnya yaitu Patung
Pasukan Batalyon Worang. Pasukan Batalyon Worang merupakan salah satu Batalyon
yang berada dibawah Markas Besar Angkatan Darat, dipimpin oleh Mayor Hein
Victor Worang.
Patung Pasukan
Batalyon Worang ini dibangun dengan maksud mengingatkan masyarakat akan jasa
pasukan Batalyon Worang melawan pemberontakan penduduk lokal pada awal
kemerdekaan Indonesia yang kala itu mendukung Belanda. Ketika itu, Pasukan
Batalyon Worang ditugaskan ke Manado demi mempertahankan keutuhan NKRI dari
gerakan separatis. Pertumpahan darah pun tak terelakkan. Meski demikian, Pasukan
Batalyon Worang tetap berjuang untuk bisa merdeka dan mempertahankan NKRI.
Worang
lahir pada tanggal 12 Maret 1919 di kota Tontalete dan meninggal dunia pada
usianya yang ke-63 tahun. Semasa hidupnya, beliau juga merupakan putera
Minahasa pertama yang berhasil menjadi Jenderal TNI AD bintang satu dan dua,
serta pernah juga dilantik menjadi Gubernur Sulawesi Utara pada tahun 1967.
Itulah 4 Landmark kota Manado yang memiliki makna mendalam. Kalau Manado punya 4 landmark di atas, bagaimana dengan kota
Anda? Karena setiap kota pasti memiliki landmark
dengan kisah yang bijak dan menyentuh. Untuk itu, jaga selalu landmark yang ada. Selamat menyibak kisah dibalik landmark, traveler,:)
di semarang juga anda tugu, namanya tugu muda . seperti umurku yang masih muda
ReplyDeleteMakasih banyak buat sharingnya yang penuh ilmu dan manfaat.
ReplyDeleteSalam,
Syanu.
Belum pernah ke manado sih :D
ReplyDeleteBiasanya saya juga gitu, kalau abis foto di suatu landmark lalu pasti di posting di blog.
Nah sbeelum posting di blog biasanya bakalan browsing2 dulu gimana sejarahnya landmark2 tersebut berdiri.
Saya baru tau ada tokoh wanita selain kartini :D wkwk
Setujuuuuuuuu.. Selain monumen bersejarah, ada beberapa wisata yang gak kalah keren disana ya mbak. Belum lagi makanannya yg khas, terutama ikan dan hasil lautnya..
ReplyDelete