Kelezatan Sepiring Nasi Sego di Warung Gobang
Bagi mereka
yang terbiasa dengan pola hidup sehat, tentunya terbiasa untuk mengganti nasi
putih dengan nasi yang berasal dari beras merah. Saya pribadi, beberapa kali
mencoba nasi merah dan hasilnya adalah, saya gak suka!!
Entah kenapa,
nasi merah tersebut rasanya hambar dan kering. Sudah berusaha mengakali dengan
beragam cara dan tetap gagal.
Tanggal 7
Desember lalu, saya di ajak teman saya untuk mencoba Warung Gobang di daerah
Imogiri – Yogyakarta. Beneran saat itu saya gak tahu apa menu yang akan
disajikan. Dan ternyata, gobang itu adalah singkatan dari nasi sego abang. Hmmm,
nasi sego, apakah itu?
Nasi sego
itu adalah nasi merah. Iya, nasi yang berasal dari beras merah. Hmm.... beneran
saya agak trauma untuk mencobanya. Tapi nih, saya pernah beberapa kali membaca
tentang nasi sego yang banyak dijual di daerah gunung kidul. Biasanya nasi sego
tersebut disiram dengan sayuran lombok hijau dan di gambar – gambar yang saya
sering lihat, memang menggoda.
Baiklah,
pada saat itu saya beranikan untuk menyendokkan sesendok nasi merah ke piring
saya. Kemudian menyiramkan sayuran lombok hijau diatasnya. Karena saya semi –
vegetarian (makan daging tergantung mood), akhirnya saya memesan tahu dan tempe
sebagai ganti. Selain sayur lombok hijau juga ada tumisan sayur daun pepaya
yang juga saya sendokkan ke dalam piring.
Kelezatan dari sepiring nasi sego |
Saat memasukkan
sesuap nasi ke dalam mulut, yang terjadi adalah , saya kaget!!! Nasi merahnya
lembut seperti layaknya nasi biasa. Begitupun dengan sayur lombok hijaunya yang
lezat dan tumisan daun pepaya yang tidak berasa pahit dan bikin ketagihan. Bumbu
di dalam tahu dan tempe juga meresap hingga ke dalam. Sambal yang
disediakan juga lumayan pedas dan enak, hanya saja porsinya kurang banyak
(hehe, dan saya malu untuk minta tambah).
Padahal 2
jam sebelum makan di restoran ini, saya baru saja makan nasi brongkos dengan
porsi besar. Tetapi, karena ketagihan dengan nasi merah di Warung Gobang ini,
sayapun akhirnya menambah sesendok nasi merah beserta ragam sayurnya. Yummmmm....
Teh Poci |
Untuk menyempurnakan
acara makan disini, jangan lupa untuk memesan teh poci yang menyegarkan. Teh poci
disajikan dalam wadah berasal dari tanah liat dimana gula batunya dipisahkan
dan bisa dimasukkan ke dalam segelas teh sesuai keinginan.
Tempat makan
di Warung Gobang ini berupa gazebo dimana kita duduk secara lesehan. Terdapat
beberapa gazebo dimana bisa di bongkar pasang untuk menampung tamu saat ada
acara – acara tertentu.
Setiap harinya, Warung Gobang menerima pesanan minimum 400 nasi kotak. Harganya yang murah
meriah dan rasanya yang lezat membuat para pelanggannya tidak bisa pindah ke
lain hati. Seandainya saya tinggal di Yogya, restoran ini pastinya akan rajin
saya sambangi demi kenikmatan sepiring nasi sego serta lauk pauknya.
Lokasinya sendiri
berada di jalan raya Imogiri Timur dan gampang terlihat. Area parkirnya pun
luas. Tersedia musholla disini serta kamar mandi (iya, kamar mandi secara teman
saya sempat - sempatnya mandi disini, hehe). Selain restoran gobang, terdapat
usaha produksi barang – barang yang berasal dari kulit di bagian depan area
usaha ini.
Secara pribadi, tempat makan ini bagi saya semacam ‘hidden gems’ – sesuatu yang tersembunyi yang
tidak ditemukan dalam referensi makanan yang wajib dicoba saat berkunjung ke
Yogyakarta. Pada kenyataannya, makanan seperti inilah yang sebenarnya menjadi ‘highlight’
saat kunjungan saya minggu lalu. Pendapat pribadi ini ternyata disetujui oleh
kami berlima saat berkunjung ke tempat ini. Dari rangkaian wisata kuliner di
kota Yogya, juaranya adalah nasi sego dari Warung Gobang ini.
Warung Nasi Merah GOBANG
Jl. Imogiri Timur Km 7.5
Grojogan Bantul
Telp : 0274 – 783 9890
uhuuuy manteeep
ReplyDeletesangadtttt
DeleteSampai sekarang aku masih belum pernah makan nasi dari beras merah mbak *Tapi ga tau ya, pas bayi dulu pernah dikasih bubur beras merah apa enggak*
ReplyDeletePengen nyoba, tapi pas ngliat ekspresi temen yg makan nasi merah rada2 gimana, jadi kecut duluan trus milih nasi putih saja hhihihihi.
Kayaknya boleh nih dicoba
harus coba kalo yg model2 gunung kidul ini. beneran enakkk bangettss. ga berasa itu nasi merah.
DeleteNyaaaam... Nasi merah bisa enak juga yaaa...
ReplyDeletebukanbocahbiasa dot com
bisa kalau tahu cara masaknya. dan saya menyerah untuk bikin sendiri, entahlah mungkin suatu saat nanti.
DeleteWaduh itu tampilan nasi segonya menggoda. Aku juga suka merasa malas makan nasi merah. btw nasi segonya ga manis, kan? Biasanya masakan dari jawa itu manis rasanya terlalu manis buat lidah saya.
ReplyDeletenasi merah yg ini gak manis. sayuran lombok hijaunya kan pedes. mungkin krn ini makanan orang gunung ya jd gak manis.
Delete