Batu empedu-batu imut bikin ribet

 Lagi-lagi selalu ada cara Allah menyapa hamba-Nya. Saking seringnya, udah gak sedih, tapi dibawa santuy aja sih. 

Setelah berkali-kali, well-3 kali sih, mengalami serangan di perut bagian kanan yang sakitnya bikin saya merasa 'tiba waktunya'. Belum lagi pemakaian minyak telon berbulan-bulan yang membuat baju beraroma telon walaupun sudah dicuci. Apalagi yang namanya konsumsi antasida, omeprazole, pantoprazole dan probiotik. 

Paling sedihnya adalah saat berpuasa, setiap jam 12 siang terjadi serangan mual, pusing yang membuat saya memilih untuk istirahat di kasur. Semuanya baru sembuh setelah berbuka puasa mengkonsumsi segala untuk menghilangkan sakit. 

Akhirnya awal bulan ini memberanikan diri meminta rujukan di faskes tingkat pertama untuk ke dokter spesialis penyakit dalam. 

Sebelum ke dokter spesialis, harus banget deh berdoa agar benar analisa sakit dan dipertemukan dengan dokter yang baik. 

Alhamdulillah dipertemukan dengan Dokter Felix Satwika di RS Murni Teguh Sudirman (kebetulan ini salah satu RS favorit karena sesuai rujukannya dengan faskes pertama saya dan juga lokasi yang dekat). 

Saat pemeriksaan pertama dokter mencurigai infeksi saluran kemih. Kebetulan saya memang sering menahan pipis juga. Hehehe. Bandel ya? 

Dikasih antibiotik dan rujukan untuk USG serta sampel urine. 

Dari tes urine terlihat memang ada masalah infeksi. Alhasil, nowadays, berusaha semaksimal mungkin gak tahan pipis lagi. Utamanya saat sedang tidur yang biasanya saya malas untuk bangun. Hehehe. 

Tiba saatnya USG, terlihatlah 3 batu lucu di empedu. Tapi Dokter Radiologi menyuruh saya untuk menanyakan lebih lanjut ke Dokter Internis saat jadwal konsultasi. 

Then another consultation time with the internist. Dokter menjelaskan gimana batu empedu bisa menyebabkan asam lambung naik. So, that's the reason of my long-time gastro problems. 

Dikasih obat untuk memecah batu empedu, dalam pengawasan untuk beberapa bulan ke depan. 

Gak pakai lama, dua hari minum obat pemecah batu empedu, hasil terlihat. No more pakai minyak telon. Obat lambung? Sempat minum 1-2 kali hingga saya merasa, loh saya juga udah merasa gak ada masalah ini. No more kembung. 

Palingan kumat kalau makan pedas (padahal cuma cabai merah) atau sesuatu yang asam. Kalau kumat, ya minum obat yang dikasih dokter satu kali dan sudah berasa enakan. 

Sebenernya dokter gak ngizinin saya ngopi. Tapi apa daya dok, kutak sanggup. Sempat diminimalisasi jadi 1 kali sehari tapi susyeh. Dokter melarang saya ngopi karena takut asam lambung naik. Nyatanya saya gak merasa ada asam lambung saat ngopi kecuali saat saya minum kopi yang asam. Kebetulan saya juga gak suka kopi yang asam, sukanya kopi yang pahit. 

Jadilah saya tetap ngopi. Makan pedas pun udah gak tertarik. Kalaupun makan ya karena kebetulan ada cabai di makanan tersebut. 

Sebenarnya saya gak boleh makan ada minyak. Ini nih masih susah. The best I can do akhirnya adalah makan hanya pagi dan siang. Malam saya ganti dengan buah. Kecuali memang saat saya keluar malam untuk acara, ya mau gak mau jadi makan. 

Ngemil juga udah jauh berkurang. Dalam waktu 2 minggu pengobatan, baru sekali saya merasa lapar di malam hari dan pengen ngemil. Saat itu saya merasa, perhaps I am bored of having papaya daily, hehe. 

Skipping a day of no dinner, to have 2 spoons of rice and some kentang mustafa. That's it. 

Doakan aku sukses dengan pengobatan jadi gak perlu diangkat ya empedunya. 

Tentang obat pemecah batu empedu: 

Kalau baca-baca di Google ya, sebenernya tingkat efektivitasnya kurang. Tapi beberapa kali saya menemukan bacaan di Google gak selalunya lebih baik dari rekomendasi dokter.

 Jujur, saya lebih yakin rekomendasi dokter. Tentunya dia juga gak mau saya menghabiskan banyak waktu untuk pengobatan yang sia-sia dan juga menghabiskan dana BPJS for nothing. 

At this stage, let's do the process dibarengi usaha dan juga doa. Yakin Allah akan menolong hamba-Nya. Just enjoy the process, gak usah mikir yang ndak-ndak. Inget aja tiap mau makan yang kita suka dan dilarang: saya sudah tahu rasanya. 

Setiap mau makan gorengan, saya teringat ucapan pak dokter, yang masih muda dan baik banget mau jelasin segalanya ke saya. Udahlah, anggap aja, gak makan gorengan sebagai apresiasi saya terhadap beliau. Allah membalas segala kebaikan pak dokter. 

Alur BPJS untuk batu empedu:

1. Ke faskes tingkat pertama harus banget. Jelasin deh masalah hidup eh masalah sakit yang sedang dihadapi. Dikasih rujukan. Pilih RS yang kamu mau. 

2. Cek dengan bagian administrasi RS untuk dokter yang tersedia. Buat janji. Sambil menunggu, ceki-ceki juga profile dokternya lewat Google. 

3. Ketemu dokter, jelasin masalah. Biasanya nanti ada bagian perut dan punggung bagian bawah yang di cek. 

4. Dokter akan menyuruh USG. Disini nih kita bisa tahu apa masalahnya, berapa banyak batu imut yang terbentuk. 

5. Balik konsultasi ke dokter untuk pengobatan gimana-gimananya. 

6. Ikuti segala saran dan obat. Jangan kebanyakan nge-Google yang buat kita malah jadi mangkir dengan saran dokter. Apalagi kalau dokternya baik banget. 

Saat aku nanya dokter untuk minum obat herbal tambahan, dokternya bilang lebih baik jangan karena kasihan sama liver yang akan bekerja ekstra untuk menyaring segala macam obat.

Yowes, alhasil aku manut aja. Minum vitamin as usual. 

Batu empedu biasa terjadi dengan orang yang kolesterol tinggi tapi bukan berarti mereka dengan kolesterol tinggi akan ada pembentukan batu empedu. 

Tiap individu berbeda ya gaesss. Kalau aku memang sering kolesterol di angka 220. Tapi gampang juga turunnya kalau diminumin obat kolesterol atau saat aku strict makan yang sehat (less oily). 

Anyway, segitu dulu ceritanya. Nanti ku update lagi saat pengobatan sudah selesai. 



Comments

Popular Posts