Rezeki - jangan ditolak!

 "Saya lagi tanggung makan."


" Saya persiapan shalat maghrib."


"Posisi saya masih jauh."


Belum lagi driver yang gak bisa dihubungi ataupun kendaraan yang tidak bergerak.


Tentunya saya sebagai pemesan yang harus menekan tombol CANCEL BOOKING. Dan saya tidak ragu untuk memilih alasan karena supir yang tidak bisa dihubungi atau supir yang meminta pembatalan. 


Siapa yang pernah mengalami pengalaman sama saat memesan taksi online


Kesal sangat sampai saya memutuskan untuk menulis ini. 


Saya yakin aplikasi menyediakan tombol pause untuk para driver saat ingin rehat. Tombol yang tidak mereka gunakan karena alasan sebenarnya mereka menolak mengantarkan saya, adalah MACET! 


Ada hal remeh temeh yang membuat manusia kadang terlupa..


Mungkin si pemesan sangat memerlukan menggunakan taksi online! 


Bahwa rezeki itu jangan ditolak. 


Jangan sepenuhnya percaya pada google maps yang menunjukkan jalan macet. 


I dare to say this karena nyatanya saat ada driver yang menyatakan YA untuk mengantarkan saya, jalanan tidak macet! 


Berkali-kali juga saya mendengar kisah bagaimana supir taksi - non online yang mengantarkan penumpang jauh atau dekat, macet atau tidak dengan keyakinan, masing-masing ada rezekinya dan ada keberkahan yang mereka dapatkan. 


Semua kerja ada resikonya, mau jadi pengemudi taksi online, kantoran, jasa servis lainnya, PNS. The risk one takes when he/she decides to choose that job. 


Jadi, saat ada pengemudi yang beralasan ina inu, tentunya saya kecewa. Tapi, apa yang saya bisa perbuat? Nyatanya hingga saat ini, tidak ada perubahan baik dari penyedia aplikasi maupun dari mereka pengemudi. 


Masing-masing pengemudi paham cela dari aplikasi yang bisa mereka gunakan untuk menolak pesanan mengantarkan calon penumpang. 


Saat saya menerima penolakan di bawah stasiun MRT. Disitu juga saya melihat banyak calon penumpang lainnya yang sedang menunggu kendaraan pesanan mereka sampai. Ntah mereka mengalami hal yang sama dengan saya atau apa. Tapi banyaknya kerumunan orang, bagi saya mereka adalah korban dari aplikasi taksi online. 


Di depan kami menunggu banyak berjejer kendaraan taksi dari negeri seberang. No, we don't choose them. We choose the cheaper option. It is not that it is cheaper, kepastian harga adalah alasan lainnya. 


Saking kesalnya, di dalam taksi online saya berkata, "tunggu aja saat transportasi publik makin terjangkau hingga kepelosok, nantinya taksi online juga akan ditinggalkan para penggunanya."


Jaman sekarang, semua ada waktunya.. Dan waktu tersebut tidak akan terasa, akan sampai juga. Baru saat itu mereka akan merasa terzholimi. Koar sana sini. Demo sana sini. Menutup rezeki orang lain dengan alasan bla blu. 


Stop playing victim! 


Kamu-kamu yang senang memilih rezeki mana yang kamu sukai, akan tiba saatnya dimana rezeki pun tidak memilih kamu. 


You can disagree with my opinion. Tapi saya sudah muak dengan kelakuan beberapa pengemudi taksi online. 


Untuk para pengemudi taksi online yang tidak memilih kemana tujuan, berapa duit yang mereka terima - insya Allah dimudahkan segala hajat kalian dan keberkahan Allah menyertai kalian semua. Aamiin.. 





Comments

Popular Posts