Ketika Serangan Jantung itu Datang...

 Setiap teringat bagaimana saat serangan jantung itu datang, dunia serasa freeze. Akupun kembali termenung.

25 Juni 2024...

It takes almost a year for me to finally writing it.

Just another night and I slept like a baby when finally around 4 AM my Mom come to the room and said,"Ika, Bapak katanya sakit dadanya gak bisa tidur semalaman.".

So then I jumped and woke my husband up. Yes, we rarely locked our door, seems that we are aware for sudden things might come up.

Tentu aku masih teringat, saat tertidur dan terbangun pipis, saya mendengar suara kamar mandi di luar. Saat itu aku berpikir, ya kan biasa Mama atau Bapak bangun dan pipis. Ternyata, saat itu, Bapak dalam keadaan gelisah gak enak untuk tidur dan akhirnya mondar mandir pipis. Tangan kirinya juga susah untuk diangkat, terasa sangat pegal.

Langsung saya sikat gigi dan cuci muka (my kind of things, hahaha), ganti baju dan cus membawa Bapak ke RS terdekat bersama suami. 

Tentunya Bapak, keseringan denial, mengatakan beliau baik-baik saja. Sampai RS, ke IGD, ealah dokter jaganya gak gercep, bahkan untuk membaca hasil EKG pun dia kesulitan. 

Tiba waktu shubuh, Bapak dan suami pergi shalat shubuh di mesjid, saya coba hubungi teman sesama alumni yang juga dokter spesialis jantung dan mengirimkan gambar hasil EKG.

Jawabannya, sungguh membuat saya terguncang. "Segera bawa ke RS Jantung, ini dalam hitungan jam bisa berbahaya". I froze. Dunno what to say and what to do.

Bapakku mengalami serangan jantung. Tidak seperti di film, tidak seperti yang kita baca dan lihat. Tidak ada rasa sakit di dada kiri. Beliau hanya merasakan badan tidak enak saja bahkan untuk tidurpun sulit. 

Selesai beliau shalat, saya menyelesaikan pembayaran RS, mencari sana sini referensi RS, syukur-syukur bisa BPJS kan. Saya selalu teringat, bagaimana saat menghubungi RS Siloam Sudirman (atas referensi teman alumni), dijawab oleh Mas operator dengan sangat baik dan dianjurkan untuk ke RS Jantung Jakarta untuk BPJS. Semoga Allah membalas kebaikan Mas operator dengan memberikan kemudahan dalam hidupnya, Insya Allah.

What? RS Jantung Jakarta? Nama RS yang sayapun baru dengar. Langsung google di dalam mobil, review sangat bagus. Coba di telpon, no one answers. Cari petunjuk jalan, arahin suami. Ealah, suami di saat genting, selalu jadi slow motion. 

Aku masih ngobrol sama Bapak dan beliau maunya pulang aja ke rumah karena sakitnya gak parah (menurut dia).

Salah jalan, jadi tambah jauh. phew... Semua dilewati sambil arahin jalan ke suami, Mama di rumah seorang diri yang perlu di update, dan mengajak ngbrol Bapak. 

Sampai RS Jantung Jakarta, langsung ke IGD, ditangani oleh perawat dan dokter. Tentunya hasil EKG yang menunjukkan terjadinya serangan jantung. Dokter yang menangani, lupa namanya, cewek, masih muda, menjelaskan dengan runut perihal sakit dan apa tindakan yang akan dilakukan. Tentunya Bapak diberikan obat untuk menunggu hingga proses di dalam kamar operasi. 

Semuanya berjalan beriringan, nyawa perlu diselamatkan. Tim RS juga sangat mengerti akan ini, setelah Bapak masuk IGD dan EKG, barulah saya mengurus administrasi. Dijelaskan juga kalau semuanya akan ditanggung BPJS, alhamdulillah..

Antara percaya dan gak percaya...tapi tiap orang, tiap jiwa mempunyai pengalaman unik terkait serangan jantung. Bapak masih bisa jalan santai shalat shubuh, gak ada rasa pusing atau mual. 

Sungguh rasanya masih gak percaya... I finally had to deal with this situation.

Lanjut ke tulisan berikutnya karena it is not easy to write this, to share this. Ada rasa sesak di dalam dada mengingat saat ini terjadi.


Comments

Popular Posts