Kanker Hati dan Kanker Tiroid di Indonesia

Pada bulan Februari lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti webinar terkait kanker hati dan kanker tiroid, bersamaan dengan World Cancer Day yang pada tahun ini mengusung tema "Close the Care Gap".

Sekarang ini, semakin sering kita mendengar orang terkena penyakit kanker dan sudah berada di dalam lingkungan orang terdekat.

Kebanyakan orang, lagi-lagi abai di tahap awal; sehingga saat mereka ke dokter, sudah pada berada di tahap/stadium lanjut. 

Seperti contoh, Bapak Dahlan Iskan (you know who he is, right?) , pejuang kanker hati yang tidak merasakan keluhan apapun. Hingga pada suatu waktu, dia mengalami demam tinggi dan muntah darah dalam volume yang cukup banyak. Setelah memeriksakan diri ke dokter, diketahui bahwa perdarahan tersebut muncul dikarenakan varises kerongkongan sebagai akibat komplikasi dari penyakit hati yang diderita.

Atau,  artis Thalita Latief  yang merasakan adanya benjolan pada leher sebelah kanan tapi diabaikan selama setahun. Pada saat akhirnya berkonsultasi ke dokter dan melalui beragam tes pemeriksaan, ditemukan sel kanker sepanjang 1.2 cm di kelenjar tiroid.

Menurut Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp.PD-KGEH, FINASIM yang juga merupakan Ketua dan Founder dari Yayasan Sahabat Hati Indonesia, penyakit hati di Indonesia termasuk permasalahan masyarakat yang besar. Saat ini masih sangat sedikit organisasi kemasyarakatan yang berorientasi pada penyakit hati di masyarakat. Sehingga dirasakan perlu untuk mendirikan sebuah lembaga masyarakat (NGO) yang akan bekerja berorientasi pada penyakit hati. Hal tersebut tertuang dalam visi-misi Yayasan Sahabat Hati Indonesia yang berperan aktif dalam pendampingan pejuang kanker hati.

Beliau juga mengatakan bahwa pada kenyataannya 80 persen lebih kasus hepatitis tidak bergejala seperti yang Dahlan Iskan rasakan, sehingga sering kali pasien datang dalam kondisi sudah terlambat. Sebaiknya, individu yang pernah terinfeksi oleh virus hepatitis B dan C melakukan pemeriksaan secara berkala, biasanya 6 bulan atau 1 tahun sekali. Sementara untuk orang yang merasa sehat, belum tentu kondisi hatinya baik-baik saja. Pemeriksaan awal dapat dilakukan dengan tes SGOT dan SGPT (indikator sensitif dari kerusakan hati).

Sementara itu, menurut dr. Alvita Dewi Siswoyo, Sp.KN(K), M.Kes., FANMB, deteksi kanker tiroid sebenarnya tidak terlalu sulit dibandingkan dengan deteksi kanker hati. Beliau meminta peserta webinar mengecek bagian lehernya. “Kalau ada benjolan, segera periksa ke dokter untuk deteksi dini”.

Beliau menyebutkan bahwa kanker tiroid perlu perhatian penuh dan kolaborasi positif dari banyak stakeholder terkait yaitu pasien, caregiver, tenaga profesional medis, komunitas pasien, dan lembaga; agar penderita gangguan tiroid, atau disebut pejuang tiroid dapat melakukan langkah-langkah preventif maupun pengobatan yang sesuai dengan gangguan yang dideritanya. Melalui deteksi dini #PeriksaLeherAnda, diharapkan angka kejadian kanker tiroid dengan kategori risiko tinggi dapat dicegah.

Sejalan dengan hal tersebut, Pita Tosca Indonesia, Komunitas Pejuang Tiroid Indonesia, selalu berusaha berperan aktif untuk memberikan informasi seputar pemahaman gangguan tiroid, khususnya kanker tiroid. Pita Tosca Indonesia sangat mengedepankan program deteksi dini #PeriksaLeherAnda agar semakin banyak skrining gangguan tiroid yang dilakukan sebagai upaya pencegahan kanker tiroid dengan kategori risiko tinggi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua dan Founder dari Komunitas Pita Tosca Indonesia, Astriani Dwi Aryaningtyas, S.Psi., M.A. dan juga dewan penasihat dr. Siti Sundari Manoppo, dimana perlu sekali adanya kolaborasi antar lembaga terkait untuk mewujudkan kondisi para pejuang kanker ini agar tetap #TenangJadiPasien dan mendapatkan pendampingan yang baik. 

Webinar terkait kanker hati dan kanker tiroid ini terselenggara berkat kerjasama antara PT Eisai Indonesia dengan stakeholder terkait dan dihadiri oleh lebih dari 400 peserta. Dari acara ini diharapkan dapat memberikan dukungan pada penanggulangan kanker di Indonesia melalui peningkatan awareness masyarakat pada kanker dan meningkatkan deteksi dini kanker itu sendiri.

Comments

Popular Posts